Sidak di Pasar Tembilahan BPOM Riau Temukan Makan Mengandung Zat Berbahaya

Kamis, 16 Juni 2016 22:35:10 1191
Sidak di Pasar Tembilahan BPOM Riau Temukan Makan Mengandung Zat Berbahaya
Petugas Balai Besar Pengawasan Obat dan Makan (BPOM) Provinsi Riau melakukan pengawasan terhadap sejumlah takjil serta bahan makanan di pasar Tembilahan. SAF
Tembilahan, inforiau.co - Petugas Balai Besar Pengawasan Obat dan Makan (BPOM) Provinsi Riau menemukan sejumlah takjil serta bahan makanan yang positif mengandung zat berbahaya Rodamin B.
 
Kepastian itu didapat saat dilakukan Sidak oleh petugas BPOM di pasar Tembilahan, Kamis (16/6). Sidak yang dipimpin Andrizal Kabid pemeriksaan dan penyelidikan, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BB POM) provinsi Riau ini juga didampingi Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindang) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) dengan menuju ke sejumlah pasar tradisional dan titik-titik pusat penjualan takjil yang ada.
 
Adrizal yang dijumpai usai melakukan sidaknya mengatakan, dari hasil uji laboratorium 26 item takjil yang di peroleh dari tiga pasar. Ketiga pasar tersebut seperti Pasar Terapung, Pasar Parit 11 dan Pasar Kayu Jati. Ditemukan satu takjil mengandung pewarna pakaian yakni Rodamin B yang terdapat pada bubur delima di pasar Terapung.
 
"Setelah kami pantau lagi sore ini tidak dijumpai pedangan yang menjual bubur Delima yang mengandung Rodamin B dititik-titik penjualan takjil," katanya.
 
Selain takjil, dikatakan Kabid pemeriksaan dan penyelidikan BP POM Riau, juga ditemui bahan makanan yang mengandung Rodamin B. Dari 4 sampel trasi, yang dibeli di sejumlah pasar, kata Adrizal, semua mengandung zat berbahaya yang sering digunakan untuk pewarna kain tersebut.
 
"Semua sampel yang kita beli, positif mengandung Rodamin B," paparnya.
 
Lanjutnya, dengan temuan di lapangan tersebut banyak para pedangan beralasan tidak merasakan dampak negatif yang ditimbulkan oleh zat berbahaya ini.
 
"Rodamin B akan menyerang pencernaan yang mengakibatkan hati dan lambung tidak mampu mengurai pasokan makanan, yang akhirnya menimbulkan gagal ginjal," jelasnya.
 
Ternyata diungkapkannya, permasalah trasi yang mengandung Rodamin b yang merupakan makanan ciri khas daerah ini telah digelutinya selama 16 tahun yang hingga sekarang belum menemukan titik terang dalam pengunaannya oleh para pedangan. SAF

KOMENTAR