Bukan Ninik Mamak Langau Hijau
Setelah mengundang Ustadz Abdul Somad dan mampu menghadirkan belasan ribu jamaah, kemarin ninik mamak Kenegeriam Lipatkain mengundang Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dan Calon Wapres Sandiaga Uno. Saya menyaksikan, dua helat ini memang luar biasa. Sangat monumental dan mampu membuat bangga warga Lipatkain dan sekitarnya.
Saya harus belajar banyak kepada ninik mamak di Lipatkain. Kehadiran Sandiaga Uno dan Zulkifli Hasan kemarin adalah untuk meresmikan komplek sport center. Ada lapangan bola kaki, badminton, dan basket. Biaya untuk membangunnya sekitar Rp7 miliar. Sebelumnya, ninik mamak juga sudah membangun Masjid Almizan yang jadi landmark kota Lipatkain, setelah Tugu Khatulistiwa. Biayanya sekitar Rp6 miliar. Ke depan mereka akan membangun perguruan tinggi Islam. Hampir sepanjang tahun mereka mensponsori kegiatan masyarakat dan pemuda. Mereka juga menggaji guru MDA, imam dan petugas masjid, dan lainnya.
Semua yang mereka keluarkan itu murni duit anak kemenakan yang dikelola ninik mamak dengan mendirikan sebuah yayasan. Bisa dibayangkan, gedung sport center dan masjid yang megah itu, tanpa dana bantuan pemerintah sepeser pun!
Lalu, dari mana mereka mendapatkan uang?
Saat ini, ninik mamak mengelola tanah ulayat 202 hektare. Ditanami kelapa sawit. Mereka juga punya beberapa persil lahan dan bangunan yang disewakan. Supaya profesional, mereka mengelolanya di bawah sebuah yayasan yang transparan. Mereka juga mengatur aliran dana memakai pola profesional; semua pemasukan dan pengeluaran berdasarkan proyeksi tahunan.
Inilah yang diapresiasi Ustadz Somad, Zulkifli Hasan dan Sandiaga Uno. Saya juga bangga dan harus belajar banyak kepada ninik mamak ini. Bagi saya, inilah ninik mamak sesungguhnya; bukan ninik mamak lapik buruk, bukan pula ninik mamak langau hijau.
Bangga, karena saat ini masih ada ninik mamak yang bisa jadi pedoman.
SAIDUL TOMBANG
Caleg DPRD Riau
Partai Keadilan Sejahtera
Nomor Urut 5
Daerah Pemilihan Kabupaten Kampar
