Abdullah Minta 4 Hal ini Diperhatikan oleh Pemprov Riau di Area PLTA Koto Panjang untuk Kendalikan Banjir

PEKANBARU - Intensitas hujan yang cukup tinggi dalam beberapa waktu terkhir, mengakibatkan banjir di 5 kabupaten/kota di Riau. Ada dua kabupaten terdampak yang menjadi perhatian khusus, Pelalawan dan Kampar.
Diketahui, dua daerah ini dilalui oleh Sungai Kampar. Di saat intensitas hujan tinggi di hulu, pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang mesti dibuka, sehingga permukaan sungai lebih tinggi di wilayah Pelalawan dan Kampar.
Karena daerahnya selalu dirugikan oleh situasi ini, Anggota DPRD Riau Dapil Pelalawan-Siak Abdullah MPd, meminta Pemprov Riau dan PLTA Koto Panjang memperhatikan empat hal yang menjadi penyebab banjir.
"Pertama, reboisasi daerah aliran sungai (DAS) catcmant area (area penampung) di hulu PLTA Koto Panjang. Ini penting karena kita mendapat info bahwa daerah tersebut sudah banyak yang gundul bahkan ada alih fungsi lahan. Pemprogt Riau harus tegas atas hal ini," kata Abdullah saat dihubungi pada Selasa (4/3/2025) sore.
Kemudian kedua, katanya, normalisasi pendangkalan catcmant area PLTA Koto Panjang. Saat ini area tampung air PLTA Koto Panjang tersebut sudah mulai dangkal. Ini mengakibatkan cepat penuh area tampung tersebut. Ketiga adalah penggalian dan reboisasi area hilir sungai Kampar.
"Keempat, kita juga melihat sistem buka tutup pintu air yang tidak tersistematis. Kadang dibuka kelima pintu dengan bukaan yang tinggi sehingga ini menyebabkan sungai Kampar tiba-tiba meluap. Maka sistem buka tutup ini disesuaikan dengan ketinggian di area tampung dan hilir sungai." tegasnya.
Seperti diketahui, pada Sabtu (1/3/2025), PLTA Koto Panjang kembali membuka pintu pelimpahan (spillway gate) sebesar 170 Cm di 5 pintu. Kondisi ini meningkatkan permukaan air antara 20 hingga 40 cm di sepanjang bantaran sungai, baik di Kampar dan Pelalawan. Kemudian dilanjutkan pada hari Ahadnya.
Waduk PLTA yang mulai beroperasi sejak 1998 lalu, hingga saat ini tentunya perlu perawatan. Selama ini pendangkalan waduk yang terjadi tentu sangat berpengaruh. Abdullah mengatakan, perlu perhatian.
"Tak hanya di hulu, wilayah hilir juga perlu perhatan yang tak kalah serius. Sama halnya dengan pendangkalan di hulu, di hilir juga terjadi. Jika diperlukan, maka perlu dilakukan penggalian ulang," papar Abdullah lagi.