Berikut Tiga Koalisi Kuat Pemilu di Malaysia Tahun Ini

Inforiau - Pemilihan umum parlemen yang diselenggarakan Malaysia pada Sabtu (19/11), diprediksi akan berlangsung cukup ketat karena suara diperkirakan akan terbagi ke tiga blok dan partai-partai kecil lainnya.
Ketiga koalisi kuat pada pemilu tahun ini, terdiri dari petahana Ismail Sabri Yaakob, pemimpin oposisi lama Anwar Ibrahim, dan mantan pemimpin Muhyiddin Yassin.
Tempat pemungutan suara dalam pemilu Malaysia ke 15 itu telah dibuka tepat pukul 08.00 waktu setempat.
Dimuat Reuters, koalisi yang mendapatkan kursi terbanyak di parlemen akan menjadikan pemimpinnya sebagai Perdana Menteri terpilih.
Berikut empat calon PM yang akan bertarung pada pemilu Malaysia ke-15 yang digelar setahun lebih cepat setelah pembubaran parlemen bulan lalu.
Ismail Sabri Yaakoob
Petahana Ismail merupakan PM yang baru saja membubarkan parlemennya dan bertahan selama 14 bulan saja sejak terpilih.
Ia kembali menjadi kandidat calon dari koalisi Barisan Nasional (BN) yang selalu memenangkan pemilu Malaysia, dan hanya pernah kalah satu kali.
Namun sejak pemimpin koalisi BN sekaligus mantan PM, Najib Razak terlilit kasus korupsi 1MDB bernilai miliaran dolar, Ismail menjadi kesulitan meyakinkan rakyat untuk memilih barisannya.
Pria yang berusia 62 tahun itu berasal dari partai United Malays National Organization (UMNO) dan memimpin BN dengan memprioritaskan kepentingan komunitas etnis Melayu yang dominan di Malaysia yang
multietnis dan mayoritas Muslim.
Tetapi sejumlah jajak pendapat yang dirilis Merdeka Center pada Jumat (18/11), menunjukkan jika koalisi BN masih tertinggal di belakang koalisi Anwar.
Anwar Ibrahim
Pemimpin koalisi Pakatan Harapan (PH) itu pernah menggulingkan BN dari kekuasaanya pada 2018 lalu.
Anwar telah lama mengincar kursi PM sejak dirinya menjabat sebagai wakil PM dan menteri keuangan di masa kepemimpinan Mahathir Mohamad pada 1990-an.
Keduanya berselisih hingga Anwar memimpin protes besar-besaran terhadap Mahatir dan menyerukan reformasi Malaysia.
Pada 2018, Anwar dan Mahathir berbaikan dan bersatu mengalahkan BN. Namun aliansi mereka runtuh kurang dari dua tahun kemudian karena pertikaian atas janji Mahathir untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar.
Pria berusia 75 tahun itu telah menghabiskan sekitar satu dekade di penjara atas tuduhan sodomi dan korupsi bermotivasi politik.
Menurut survey Merdeka Center, PH memperoleh 82 kursi dan mengungguli aliansi Perikatan Nasional (PN) Muhyiddin dengan 43 kursi dan BN Ismail dengan 15
kursi.
Muhyiddin Yasin
Muhyiddin yang berusia 75 tahun itu pernah menjabat sebagai wakil PM dan menjalani pengobatan kanker pankreas pada 2018.
Koalisi Perikatan Nasional (PN) yang dipimpin Muhyiddin menjadi aktor penting dari runtuhnya PH pada 2020 lalu.
Beberapa analis politik memperkirakan jika Muhyiddin telah memenangkan dukungan penting dari mayoritas Melayu dan mengambil beberapa suara
pendukung BN.
Sebab koalisi PN memprioritaskan kepentingan Melayu dan termasuk partai Islam PAS, yang menyerukan hukum Islam syariah.
Ahmad Zahid Hamid
Meski Ismail adalah Ismail adalah calon perdana menteri resmi untuk BN, tetapi ada spekulasi kuat bahwa Zahid yang memimpin koalisi dan mencoba mencalonkan diri jika aliansinya menang.
Namun mantan wakil perdana menteri itu membantah rumor tersebut.
Bulan ini Zahid berhasil membersihkan koalisi dari beberapa anggota lama yang bersekutu dengan Ismail dan mencoret mereka sebagai kandidat pemilu.
Pria berusia 69 tahun itu pernah diadili karena kasus korupsi, namun mengaku tidak terlibat di dalamnya.*