Harga Cabai Makin Tak Terjangkau

Rabu, 09 November 2016 09:15:25 1494
Harga Cabai Makin Tak Terjangkau
harga cabai makin meroket, tembus angka Rp120 ribu per kilogramnya.

Pekanbaru, inforiau - Harga cabai merah di sejumlah pasar di Provinsi Riau makin pedas tembus Rp115 ribu per kilogramnya. Hal ini dirasa begitu mencekik kalangan ibu rumah tangga (IRT) yang sehari-hari terbiasa memasak menggunakan cabai, khususnya di Pekanbaru.


Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau belum memiliki solusi untuk menekan laju harga cabai di pasaran. Ketika dikonfirmasi terkait hal ini, Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman mengaku akan segera memanggil Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Riau sebagai dinas pemangku tupoksi perdagangan.


"Disperindag nanti kita minta untuk cek langsung ke lapangan, apa penyebabnya," ungkap Andi Rachman,  Senin (7/11/2016) malam.
Sementara itu, Kadisperindag Provinsi Riau, Muhammad Firdaus mengungkapkan belum tahu secara pasti apa penyebab meroketnya harga cabai. Sehingga, dalam waktu dekat ini pihaknya akan turun inspeksi mendadak (sidak) ke lapangan.
"Kita akan cek. Kami juga mengimbau masyarakat untuk mengurangi makan cabai," tuturnya.


Seperti diketahui, harga cabai sebelumnya Rp80 ribu, per kilogramnya di Pekanbaru. Harga ini semakin naik tak terkendali hingga menyentuh angka Rp115 ribu per kilogram. Hal ini senada diungkapkan oleh Rahma (30), salah satu IRT yang senantiasa berbelanja di Pasar Rumbai Pekanbaru.


"Awalnya Rp85 ribu sekilo, sekarang sudah Rp115 ribu. Masak dalam dua hari langsung melonjak tinggi sekali. Kami sudah terbiasa makan pedas, tidak bisa kalau tidak pedas," tutur Rahma.
Sementara itu selain mencekik pembeli, ternyata ini membuat pedagang kesulitan. Contohnya saja pedagang di Pasar Pagi Tanjungharapan Selatpanjang, mereka mengakut kesulitan menjual cabai merah dengan harga tinggi, sebab minat beli masyarakat pasti menurun.


Hal itu sebagaimana diakui Niar (30) salah seorang pedagang cabe di Tanjungharapan, Selatpanjang. Kata Nur, pribadinya sebagai pedagang, Ia ingin harga cabe tetap murah. Sebab, selalin mempermudah masyarakat membeli, juga gampang menjualnya. "Kalau harga cabe mahal kami sulit menjualnya," aku Niar.


Kata Niar lagi, kalau saat harga cabe merah mahal seperti sekarang, masyarakat yang biasanya membeli banyak, akan mengurangi (belanjaannya, red). Biasanya masyarakat membeli di atas satu kilogram, kini membeli cabe merah kurang dari satu kilogram. "Sekarang berkurang di bawah satu kilogram. Tak sedikit pula yang membeli per ons," beber Niar.


Seperti yang terjadi minggu pertama Oktober 2016 ini, kata Niar lagi, ini murni karena faktor bencana alam. Dimana, ada daerah pemasok (Jawa dan Sumbar, red) sedang mengalami kebanjiran. Menurut Niar juga, memainkan harga cabe dengan cara penimbunan tidak akan terjadi. Sebab, menurut perempuan usia 30 tahun itu, cabe tidak sama dengan bawang. "Kalau cabe ditimbun, ya busuk. Tidak sama dengan bawang," ujar Niar.
TPID Laksanakan Gerakan Kebun Mini


Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) Riau melaksanakan gerakan  kebun mini. Yaitu pemanfaatan halaman rumah untuk menanam sayuran, termasuk cabe.
"Kami sudah menggandeng Tim Penggerak PKK provinsi Riau dan kabupten kota di Riau untuk melaksanakan gerakan kebun mini di setiap rumah. Tujuannya, selain hemat uang belanja, juga mengurangi ketergantungan terhadap pasokan sayuran terutama cabe yang saat ini harganya melambung," terang Wakil Ketua TPID Riau, Ismet Inono Selasa (8/11/16).


Menurutnya, sebelumnya TPID sudah mensosialisasikan gerakan kebun mini di Pekanbaru. Selanjutnya, Dumai menjadi ssran karena di Dumai harga cabe sempat menyentuh Rp 110 ribu perkilogram.
Disinggung mengenai bahan baku kebun mini seperti polibag dan bibit cabe dan sayuran, Ismet Inono mengatakan bahwa kedua bahan baku kebun mini itu akan disediakan oleh TPID.
"Selain menyediakan polibag dan bibit cabe dan sayuran, TPID juga akan memberikan tehnis pembuatan kebun mini kepada anggota Tim Penggerak PKK di seluruh Riau secara bertahap," terangnya.
TPID berharap dengan dimulainya gerakan kebun mini sesegera mungkin, 2 bulan ke depan, kebun-kebun mini itu akan segera mendatangkan hasil.*1

KOMENTAR