Masalah Gizi di Riau, Pemprov Berharap Kolaborasi Penanggulangan dengan Persagi

Minggu, 27 Februari 2022 14:18:47 252
Masalah Gizi di Riau, Pemprov Berharap Kolaborasi Penanggulangan dengan Persagi
Ilustrasi/Net

Pekanbaru - Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin menghadiri pelantikan pengurus Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Provinsi Riau masa bakti 2022-2026 secara virtual, Sabtu (26/2/2022).

Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin ini mengucapkan selamat atas pelantikan pengurus DPD Persagi Provinsi Riau. Ia berharap dibawah nahkoda Ketua Persagi Riau saat ini, Dedy Rochyani dapat melaksanakan tugas demi kemajuan organisasi serta dapat bersinergi dengan pemerintah untuk perbaikan gizi masyarakat.

"Selamat atas dilantiknya pengurus Persagi Riau semoga para pengurus yang baru dilantik dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya," ucapnya.

Zainal Arifin menyampaikan, bentuk kehadiran Persagi sangat diperlukan dalam mengatasi persoalan-persoalan gizi masyarakat. Terangnya, tenaga ahli gizi merupakan posisi yang sangat strategis pada fasilitas pelayanan kesehatan.

Untuk itu, melalui pelantikan ini, ia mengharapkan nantinya dapat membangun komitmen bersama dan berpartisipasi aktif untuk memberi kontribusi nyata terhadap upaya perbaikan gizi yang selaras dengan program yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Riau.

"Profesi ini sangat penting dan ikut menentukan keberhasilan penanggulangan masalah gizi," ujarnya.

Kepala Balai Pelatihan Kesehatan Dinkes Riau mengatakan, masalah gizi di Indonesia dipengaruhi banyak faktor, diantaranya kemiskinan, kesehatan, pangan, pendidikan, air bersih, keluarga berencana dan faktor lainnya.

Oleh karena itu, permasalahan perbaikan gizi merupakan upaya dari berbagai sektor yang membutuhkan sinergi dan harus berkoordinasi.

Ia menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan target perbaikan gizi masyarakat, sejumlah target itu antara lain menurunnya angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dan dari 359 menjadi 306 pada tahun 2019.

Kemudian, menurunnya angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup dari 32 menjadi 24 pada tahun 2019, menurunnya prevalensi kekurangan gizi pada anak balita dari 19,6% menjadi 17% pada tahun 2019.

"Dan menurunnya prevalensi stunting pada anak di bawah 2 tahun dari 33% menjadi 28% pada tahun 2019," tutupnya.*

KOMENTAR