Mengenang Sweet Memory Aksi Bela Islam III 212

Rabu, 07 Desember 2016 08:30:25 1348
Mengenang Sweet Memory Aksi Bela Islam III 212
212

Aksi Bela Islam III sudah selesai digelar dan berlangsung dengan tertib pada Jumat (2/12/2016). Namun beragam kenangan manis aksi tersebut masih terngiang. Di media sosial para warganet pun tak jarang mengunggah beragam cerita atau foto aksi yang diikuti oleh jutaan umat Islam tersebut.  

Setiap peserta aksi, tentu punya cerita berbeda soal sweet memory 212 ini. Berikut beberapa kisah menarik aksi 212.
1. Warga Bandung Tumpah Ruah Menyambut Muslim Ciamis


Harus diakui salah satu momentum yang tak terlupakan adalah saat warga Ciamis memilih berjalan ke Jakarta untuk mengikuti aksi 212. Ini setelah banyak perusahaan bus yang tak mau mengangkut perserta aksi setelah dilarang oleh polis.
Gerakan itu memicu solidaritas dan semangat Muslim lain untuk bisa bergabung dengan aksi tersebut. Sambutan bagi Muslim Ciamis yang mengikuti aksi pun cukup meriah.


Di sepanjang pinggiran Jalan Protokol Soekarno Hatta, Kota Bandung, menuju Kota Cimahi, masyarakat Kota Bandung dan Cimahi tumpah ruah menyaksikan dan melihat rombongan massa aksi 212 yang tengah berjalan kaki menuju Jakarta dari Kabupaten Ciamis untuk mengikuti aksi super damai 2 Desember.


Semua kalangan masyarakat begitu antusias melihat perjalanan rombongan massa aksi. Dari pantauan banyak masyarakat yang dengan semangat memberikan bekal makanan dan minuman untuk para massa.


Tidak hanya itu, banyak di antara mereka yang mengabadikan momen tersebut dengan merekam perjalanan massa aksi. Gema takbir terlantun di sepanjang perjalanan para rombongan massa aksi jalan kaki.


Mereka tanpa lelah terus melantunkan takbir. Long march yang dilakukan pun terlihat sangat rapi dan tertib. Meski long march sedikit mengakibatkan kemacetan. Ada pula, orang-orang yang ditugaskan untuk menjaga kebersihan sepanjang perjalanan. Mereka dengan cekatan memperhatikan sampah-sampah yang berserakan dan terus dibersihkan.


Wakil Koordinator Lapangan Massa Aksi 212 Ciamis, Johan mengatakan, pihaknya akan terus berjalan menuju Jakarta mengikuti aksi super damai 2 Desember. "Tidak ada rencana apa pun, kami konsisten dari awal di Ciamis menuju ke Jakarta dengan berjalan kaki," ungkapnya, Kamis (1/12).


Sebelumnya, Ade Risman, Staf GA PT Hariff yang bergerak di bidang telekomunikasi, mengaku terharu sekaligus bangga melihat rombongan massa aksi jalan kaki yang berangkat dari Ciamis menuju Jakarta untuk ikut aksi super damai 2 Desember mendatang.


Dirinya beserta staf dan pimpinan perusahaan sengaja memberikan bantuan makanan, minuman serta uang alakadarnya untuk rombongan yang saat ini melewati Jalan Soekarno Hatta Bandung. Bahkan, usai nanti bekerja, beberapa staf perusahaan akan ikut aksi besok.


2. Ditolak Perusahaan Bus, Ribuan Muslim Naik Angkot dan Carter Pesawat


Seribuan umat Islam  berada di kapal fery Pelabuhan Bakauheni (Lampung). Massa bergerak ke Jakarta dari Lampung menyewa mobil angkutan kota (angkot) untuk bergabung dalam Aksi Bela Islam III di Jakarta pada Jumat (2/12). Mereka nekat menyewat angkot setelah perusahaan bus menolak untuk disewa.


“Sekarang sedang masuk kapal fery di Pelabuhan Bakauheni. Seribuan umat menyewa angkot ke Jakarta karena bus menolak disewa,” kata Fuad, salah seorang aktivis masjid yang bergabung dengan massa umat Islam asal Lampung, Kamis (1/12).


Selain menyewa mobil angkot, massa umat Islam juga membawa kendaraan pribadi dan beberapa bus milik pribadi umat. Massa bergerak ke Pelabuhan Bakauheni setelah Subuh. Diperkirakan rombongan umat Islam asal Lampung akan tiba di Jakarta pada petang atau malam hari.


Selama dalam perjalanan dua jam lebih dari Kota Bandar Lampung menuju Pelabuhan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, tidak ada hambatan baik dari aparat kepolisian maupun pihak lainnya. “Lancar-lancar saja. Sekarang semua sudah di Bakauheni,” ujar Fuad.


Lebih ekstrim lagi adalah muslim dari Sumatera Barat. Begitu ada rencana pelarangan memakai bus, mereka malah ramai-ramai mencarter pesawat untuk dapat berangkat.


3. Memborong Makanan untuk Peserta Aksi


Koordinator aksi damai 212 di Islamic Center Kota Bekasi memborong dagangan para pedagang yang berjualan di seputaran Islamic Center untuk memenuhi kebutuhan logistik peserta aksi. Beragam bentuk donasi pun terus mengalir dari masyarakat Kota Bekasi.


Ketua ICMI Kota Bekasi, Hans Munthahar, mengatakan kiriman makanan dari masyarakat melimpah ruah. Donasi berupa uang tunai, air mineral, makanan, dan nasi bungkus terus berdatangan. Hampir 3.000 nasi bungkus dikirimkan oleh masyarakat se-Kota Bekasi untuk logistik peserta aksi.


Ia mengungkapkan, pihaknya juga menggratiskan peserta aksi yang ingin membeli makanan dan minuman di kompleks Islamic Center. Seluruh pedagang asongan dan kaki lima sudah diborong.


"Pedagang-pedagang sini sudah kami borong semuanya supaya berdagang kopi teh untuk pagi-pagi tidak usah menarik bayaran. Gratis semua buat peserta aksi," ujar Hans Munthahar, Jumat (2/12).


Hans mengungkapkan, puluhan pedagang dikumpulkan dan dipersilakan untuk melayani logistik peserta aksi tanpa menarik uang bayaran. Koordinator aksi yang akan membayarnya dengan donasi dari masyarakat. Seluruh peserta aksi tanpa kecuali bisa memesan teh atau kopi gratis.


4. Kakek-Kakek Ikut Berjalan Kaki dari Bogor


Rombongan massa Aksi Superdamai 212 dari Bogor Raya terdiri atas berbagai kelompok usia. Mulai dari anak-anak, remaja hingga yang berusia lanjut. Rombongan akan menempuh jarak tak kurang dari 80 kilometer.


Di antara rombongan, ada sejumlah remaja yan berasal dari Sukabumi, Jawa Barat. Mereka mengaku berangkat sejak subuh menuju Kota Bogor. Fadil Muhammad (15 tahun) mengaku tidak dipaksa atau diperintah pihak mana pun untuk mengikuti aksi.


Murid dari Ma'had Bhani Hasyim, Sukabumi itu mengaku hanya ingin membela agama. "Kemauan kami sendiri. Tidak ada yang suruh, baik itu guru atau siapa pun. Kami tujuannya bela agama. Kami mah sudah biasa jalan jauh, Insya Allah kuat," ujarnya.


Sementara itu, Rahmat Ibu Aulia (60 tahun), seorang pensiunan PNS, juga mengaku optimistis kuat menempuh perjalanan. Gerakan ini, menurut pria yang membina sebuah rumah tahfiz itu, juga sebagai bentuk kritik untuk penguasa.


"Pedoman kita diabaikan. Pedoman hidup kita dihinakan kaum kafirin munafikin. Itu alasan saya ikut," ujar kakek dengan lima cucu itu.


Seorang kakek lainnya, Tatan Rahman (57 tahun) mengaku sanggup menempuh perjalanan. Jarak ini, menurutnya, tidak ada apa-apanya dibandingkan perjuangan Rasulullah SAW. Warga asal Paledang, Kota Bogor, itu mengaku hanya ingin menuntut keadilan.


Apabila hukum sulit bicara, dia mengatakan maka warga Muslim akan terus bergerak. "Agar Indonesia juga tenang. Hukum ditegakkan secara adil, mudah-mudahan umat Islam bersatu membela Quran," katanya.


Adapun para peserta long march diminta tak khawatir pasokan makanan maupun layanan kesehatan karena mobil pandu selalu siap siaga. Selain mendapat pengamanan aparat kepolisian, sejumlah ormas juga mengerahkan laskar-laskar mereka.


5. Para Artis pun Ikut Membantu Peserta Aksi


Aksi Bela Islam III atau yang dikenal dengan sebutan Aksi Super Damai akan digelar di Lapangan Monas Jakarta  Jumat (2/12/2016). Aksi yang akan diadakan mulai pukul 08.00 sampai 13.00 tersebut mengundang perhatian dari berbagai kelompok dan profesi kaum Muslimin. Tak terkecuali para artis.


Mereka pun turut aktif mendukung aksi umat Islam untuk membela Alquran dari sang penista. Baik dengan cara menyumbangkan makanan, pakaian dan logistik lainnya, maupun dengan cara turut serta dalam aksi demo tersebut.


Salah satu artis yang sangat aktif mendukung Aksi Super Damai adalah Camelia Malik. Bersama penyanyi Evi Tamala dan artis lainnya, Camelia menjadi relawan yang menyambut dan mengurus berbagai keperluan para jamaah peserta aksi dari luar kota yang menginap di Masjid Agung At-Tiin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Kamis-Jumat (1-2 Desember 2016).


“Kami didukung oleh banyak  pihak, termasuk artis-artis, yang merasa terpanggil untuk turut serta membela Alquran yang merupakan Kitab Suci umat Islam, kalam Allah Yang Mahasuci,” kata Camelia Malik saat ditemui di Masjid Agung At-Tiin, Kamis (1/12/2016).


Artis yang akrab dipanggil Mia itu hadir secara langsung di Masjid Agung At-Tiin bersama dengan sejumlah artis lainnya, untuk menyambut dan mengurus keperluan para para peserta aksi dari berbagai kota. Termasuk rombongan Mujahidin dari Ciamis, Jawa Barat, yang sebelumnya menempuh perjalanan dengan berjalan kaki lebih 150 km  demi membela Alquran.


“Kami menyediakan untuk mereka makan tiga kali pada hari Kamis, yakni makan pagi, makan siang dan makan malam. Adapun pada hari Jumat, kami menyediakan makan pagi untuk mereka, sebelum mereka berangkat ke Monas,” papar aktris film dan penyanyi berdarah Padang-Arab-Jawa itu.


Selain makanan, kata artis kelahiran Jakarta, 22 April 1955 itu, banyak pula donatur yang memberikan sumbangan dalam bentuk barang, seperti baju koko, sandal, dan obat-obatan. “Hand phone saya hidup 24 jam. Bahkan, tidur pun HP saya taruh di bantal saya. Banyak sekali para peserta aksi maupun donatur yang menelepon saya terkait dengan pelayanan di Masjid Agung At-Tiin untuk para peserta demo dari luar kota,” tutur Camelia Malik penuh semangat.


6. Pertama Kali ke Jakarta, Langsung Ikut Aksi


Muhammad Amir (47 tahun) menanti bus yang akan membawanya ke Jakarta, Kamis (1/12). Di salah satu sudut teras Masjid Baitussalam, Serengan, Solo, Amir menanti kedatangan bus sambil melantunkan sholawat. Amir adalah salah satu dari ribuan warga se-Solo Raya yang akan berangkat untuk mengikuti aksi Super Damai, Bela Islam III di Jakarta pada Jum’at (2/12) besok.


Ini pertama kali dia datang ke Jakarta. Sekaligus pertama kali mengikuti aksi damai terkait penistaan Alquran yang dilakukan oleh Gubernur nonaktif DKI Jakarta alias Ahok. Pada aksi damai 4 November lalu, Amir sebenarnya berniat untuk ikut bersama teman-temannya yang bergabung dengan Laskar Umat Islam Solo (LUIS). Namun teganjal lantaran anggota keluarganya sakit.


“Alhamdulillah, sekarang saya bisa berangkat. Dulu (aksi 4 November) saya hanya bisa sedekah alakadarnya untuk bekal teman-teman ke Jakarta, sekarang saya ikut. Karena saya yakin, melihat yang kemarin pun aksinya damai, besok juga kita hanya doa, untuk negeri ini dan tegaknya keadilan,” tutur Amir jelang keberangkatan masa dari Solo pada Kamis (1/12) siang.


Dia pun menunjukkan sejumlah barang yang dibawanya dalam tas ransel. Di tas hitamnya itu, terdapat perlengkapan shalat, sikat, dan pasta gigi. Selain itu ia juga membawa kantong plastik. Kata dia, kantong plastik itu sengaja dipersiapkan istrinya agar dapat digunakan sebagai tempat sampah makanan dan minuman peserta aksi super damai di Jakarta nanti. Amir berkomitmen untuk menjaga kebersihan saat berlangsungnya aksi nanti.


“Memang tidak ada instruksi dari panitia, ini inisiatif karena diingatkan istri juga. Karena ini aksi superdamai harus menjaga kebersihan Jakarta juga, kita tidak boleh mengotori lingkungan dengan sampah, nanti plastiknya saya kasih ke teman-teman juga,” tutur Amirnya.


Hal serupa juga dilakukan Ridwan (43 tahun), bahkan tak hanya perlengkapan shalat dan plastik untuk tempat sampah, dia juga membawa tiga botol berisi air mentah. Dia mengatakan, air mentah itu digunakan untuk berwudhu. Sebab dia khawatir saat berlangsungnya aksi nanti, kesulitan mendapatkan air untuk wudhu.


“Karena waktu aksi kemarin (4 November) susah dapat air wudhunya, lama mengantre kan. Supaya cepat tidak ketinggalan kalau sholat jamaah, ya saya persiapkan saja dulu,” tuturnya.


Sebanyak 2.700 warga se-Solo Raya berangkat ke Jakarta pada Kamis (1/12) siang. Mereka berangkat dengan mengendarai 43 bus. Sebagian warga juga ada yang berangkat menggunakan mobil pribadi. Terpisah, Kapolresta Solo, Achmad Luthfi, mengatakan di hari yang sama dengan berlangsungnya aksi super damai di Jakarta, warga Solo juga akan melakukan aksi berupa istigosah dan tablig akbar yang digelar oleh MUI Solo. Kegiatan tersebut akan berlangsung di Masjid Agung Keraton Solo usai pelaksanaan shalat Jumat.


7. Kisah Donat Gratis Ustaz Arifin Ilham


Saat aksi superdamai pada 2 Desember 2016 lalu, banyak masyarakat yang berpartisipasi untuk menyedekahkan minuman dan makanan gratis untuk para peserta aksi. Sedekah juga banyak dilakukan para penjual yang menggratiskan dagangannya.


Ustaz Arifin Ilham mengisahkan tentang penjual donat saat aksi 212 lalu di akun Instagram pribadinya. Penjual donat tersebut tiba-tiba ada di depannya dan mengatakan donat gratis untuk para peserta aksi. Dalam sekejap, donat ini habis terbagi kepada jamaah aksi 212 yang melaluinya.


"Setiap jamaah yang mendapat donat gratis nampak kagum dengan keikhlasan sang penjual donat. Namun saya amati setiap kali menerima donat, para jamaah melesakkan sesuatu ke saku celana sang penjual donat," kata Arifin Ilham di akun Instagram pribadinya, Senin (5/12).


Ia pun mendekati penjual donat tersebut yang merapikan kotak dagangannya sambil menghitung uang yang diterimanya dari 'paksaan' jamaah yang diberikan donat secara cuma-cuma. Mata penjual donat tersebut tampak berkaca-kaca menghitung lembaran uang yang rata-rata adalah pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu.


"Ya Allah, dua juta seratus ribu rupiah," kata penjual donat seperti dikutip status Arifin Ilham.


Ia pun tertegun melihat kejadian penjual donat tersebut yang ia sebut sebagai pertunjukkan Allah yang luar biasa. Menurutnya, satu orang pedagang donat keliling pasti secara ekonomi bukan dalam kategori yang berkecukupan. Akan tetapi memiliki keikhlasan yang luar biasa.


"Allah mempertemukannya dengan orang-orang baik yang mudah sekali bersedekah. Pedagang donat yang sehari-hari berdagang donat di Monas dengan nilai dagangan tidak lebih dari dua ratus ribu mendapatkan uang lebih dari dua juta hari ini. Berbagi tak harus menunggu lapang. Orang baik bertemu orang baik - 2 Desember 2016," ujar pimpinan Majelis Taklim Az Zikra ini.*/rpc

KOMENTAR