Seabrek Nama Besar jadi Calon Duta Besar

Jakarta, inforiau - Sejumlah nama calon duta besar beredar ke publik sejak, Sabtu (26/11) kemarin. Beberapa nama tidak asing, seperti Tantowi Yahya (anggota Fraksi Partai Golkar), Yuddy Chrisnandi (mantan menteri) dan Rusdi Kirana (anggota Wantimpres).
Presiden Joko Widodo sendiri mengisyaratkan sejumlah nama yang beredar itu memang benar sudah diajukan.
"Ada mantan menteri, ada dari Setpres. Semuanya," kata Jokowi di sela kunjungannya ke Makassar, kemarin.
Mengenai uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) kepada para calon Dubes baru itu, Jokowi meminta wartawan menanyakannya kepada DPR-RI.
"Fit and proper test di DPR pekan depan," kata salah seorang kandidat, Yuddy Chrisnandi.
Nama Ikrar Nusa Bhakti, peneliti senior LIPI, masuk dalam 23 calon Duta Besar yang diusulkan Presiden Jokowi ke DPR. Ikrar diplotkan sebagai calon Duta Besar untuk Tunisia yang berkedudukan di Tunis.
Apa tanggapan Ikrar atas penunjukannya sebagai calon Duta Besar tersebut? “Nanti saja yah kalau sudah pelantikan. Ini kan mau dipresentasikan ke DPR,” kata Ikrar, di Jakarta, Sabtu (26/11) malam.
Menurut dia, fit and proper test calon Dubes oleh Komisi I DPR RI baru akan dilakukan pada 15 Desember 2016. Oleh sebab itu sebenarnya dia mengaku belum tahu akan ditempatkan sebagai Duta Besar di negara mana.
“Tapi di media sosial malah sudah menyebar,” papar Ikrar.
Seperti diketahui nama-nama tersebut beredar dalam pesan tertulis di kalangan wartawan yang meliput di Parlemen sejak Jumat (25/11). Selain Ikrar ada nama Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pendukung dan orang dekat Presiden Jokowi. Juga Yuddy Chrisnandi mantan Menteri PAN-RB
Nama pemilik maskapai Lion Air, Rusdi Kirana, muncul sebagai salah satu calon duta besar. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa, Daniel Johan membenarkan bahwa salah satu kader partainya itu diajukan sebagai duta besar Indonesia untuk Kuala Lumpur, Malaysia.
“Suratnya sudah ada di pimpinan DPR,” kata Daniel kepada Indopos, Minggu (27/11).
Wakil Ketua Komisi IV DPR itu menilai, sosok Rusdi sebagai orang yang tepat untuk menjadi duta besar. Hal tersebut bisa dilihat dari kinerja Rusdi selama menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Selain itu, sebagai kader PKB, Rusdi memperlihatkan sikap konsisten untuk membesarkan partai. Dengan fokus pada rencana yang telah ditetapkan.
“Sangat pekerja keras dan kekeuh akan mencapai apa yang sudah direncanakan. Itu karakternya,” kata Daniel.
Saat ini, Rusdi tinggal menunggu proses fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR. Setelah itu, ia baru resmi menjabat duta besar bersama 23 kandidat calon duta besar lainnya yang sudah ditunjuk oleh Presiden Jokowi. Sementara itu, Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari membenarkan bahwa surat presiden usulan nama-nama calon Dubes sudah diterima DPR. Namun, Abdul Kharis belum mengetahui mengenai rincian jumlah dan nama-nama yang diajukan.
Menurut Kharis, surat pengajuan tersebut kini masih berada di meja Pimpinan DPR. “Informasi yang saya terima, surat presiden sudah di pimpinan DPR, tapi belum sampai ke komisi. Saya belum lihat supresnya,” tutur Kharis, saat dihubungi, kemarin.
Dia menambahkan, jika surat presiden sudah diterima Komisi I, nama-nama yang tertera di surat tersebut segera diuji kelayakan dan kepatutan. Politisi PKS itu mengatakan kemungkinan uji kelayakan dan kepatutan akan digelar pada pekan kedua Desember 2016.*1
Calon Dubes Indonesia yang Diajukan ke DPR
1. Tokyo: Arifin Tasrif
2. Athena: Ferry Adamhar
3. Bogota: Priyo Iswanto
4. Canberra: Kristiarto Legowo
5. Dili: Sahat Sitorus
6. Geneva: Hasan Kleib
7. Kabul: Mayjen Dr Ir Arief Rachman
8. Kolombo: Ngurah Ardiyasa
9. Kiev: Prof Dr Yuddy Chrisnandi
10. Manama: Nur Syahrir Rahardjo
11. Roma: Esti Andayani
12. Seoul: Umar Hadi
13. Wina: Darmansjah Djumala
14. New Delhi: Arto Suryodipuro
15. Dhaka: Rina Soemarno
16. Amman: Andy Rachmianto
17. Bratislava: Wieke Adiwoso
18. Dar Es Salaam: Prof. Radar Pardede
19. Wellington: Tantowi Yahya
20. Zagreb: Komjen (pol) Sjahroedin
21. Astana: Rachmat Pramono
22. Tunisia: Ikrar Nusa Bhakti
23. Kuala Lumpur: Rusdi Kirana