Walau Ekonomi 2015 Melambat, Pendapatan BRK tetap Tumbuh

Rabu, 01 Juni 2016 21:55:34 771
 Walau Ekonomi 2015 Melambat, Pendapatan BRK tetap Tumbuh
Direktur Utama Bank Riau Kepri, Komisaris Utama dan Gubernur Riau
Pekanbaru, inforiau.co  - Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun 2015 dan RUPS-LB 2016 PT Bank Riau Kepulauan Riau (BRK) yang dilaksanakan di Ruang Pertemuan Dang Merdu, Gedung Menara Dang Merdu Bank Riau Kepri, Senin (30/5) malam hingga Selasa (31/5/2016) dini hari, secara keseluruhan Laporan Kinerja  Bank Riau Kepri Tahun Buku 2015 dapat diterima dan disahkan oleh pemegang saham PT. Bank Riau Kepri.  
 
Pada saat paparan kinerja tahun 2015 tersebut, dilaporkan juga oleh manajemen BRK mengenai kinerja BRK tahun 2016 sampai dengan akhir bulan Mei 2016 ini dimana dilaporkan bahwa laba gross BRK sudah mencapai Rp250 Miliar dan dengan rasio-rasio keuangan secara keseluruhan dalam posisi diatas persyaratan minimal dari regulator yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun standari BRC dari Asbanda. 
 
Hal ini di tahun 2016 walaupun kondisi perekonomian global masih berlanjut mendera perekonomian Riau dan Kepulauan Riau secara keseluruhan, namun kinerja BRK yang semakin solid dan tetap mampu eksis, kendati dalam kondisi adanya tekanan turbelensi perekonomian di Indonesia dan Riau- Kepri khususnya.
 
Diawali dengan RUPS Tahun 2015 untuk pengesahan  hasil kinerja Bank Riau Kepri tahun 2015. Secara umum dalam RUPS 2015 tersebut dipaparkan bahwa dari segi pendapatan  telah meraih peningkatan sebesar 12,17% atau meraih pendapatan sebesar Rp. 2,657 Triliun, dan hal ini bersumber dari pendapatan bunga kredit yaitu Rp. 1,966 Triliun atau mengalami peningkatan sebesar 15,17% dibandingkan tahun 2014.
 
Dari segi Beban, juga mengalami kenaikan, hal ini disebabkan oleh  terjadinya pelambatan ekonomi global dan berdampak kepada harga migas, tentu hal ini berdampak pula kepada perekonomian Riau & Kepri secara menyeluruh. Tercatat terjadi kenaikan biaya beban sebesar 33,53%. 
 
Penyebab adanya kenaikan aspek Beban ini adalah bersumber pada 2 hal yaitu  adanya peningkatan yang signifikan pada  biaya Pencadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) atau dalam bahasa sederhananya, adanya Cadangan yang dibentuk untuk atasi kredit macet yang terjadi. CKPN yang dibentuk adalah sebesar Rp262,6 Miliar, dan ini adalah kredit yang diproses sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, dan saat ini kredit macet tersebut sedang diupayakan proses solusinya  melalui skema yang berlaku di perbankan dan tentunya sesuai dengan aturan yang berlaku dan para pemegang saham meminta manajemen BRK untuk secara tegas menindak kepada pihak yang terkait secara internal maupun eksternal (debitur).
 
Peningkatan beban lainnya  pada tahun buku 2015 tersebut adalah adanya peningkatan beban bunga sebesar 44,86%, dan hal ini sebenarnya bersumber dari dana pemerintah yang ditempatkan di Bank Riau Kepri yang terkait dengan penempatan berbasiskan bunga special rate. Namun untuk tahun 2016, dana pemerintah di BRK sudah berbasiskan suku bunga LPS Rate.
 
"Secara keseluruhan  Laba (Gross) Bank Riau Kepri  untuh tahun buku 2015 adalah sebesar Rp415,318 Miliar. Adanya penurunan Laba BRK ini yang disebabkan oleh  perlunya dibentuk Cadangan untuk atasi kredit macet yang telah terjadi sejak 2011 sampai dengan 2014 tersebut," ujar Direktur Utama Bank Riau Kepri DR. Irvandi Gustari, Selasa (31/5).
 
Terkait dengan Deviden tentunya akan mengalami penurunan dengan adanya Laba yang menurun untuk setiap pemerintah Kabupaten/ Kota dan Propinsi sebagai pemegang saham, namun ternyata penerimaan  untuk setiap pemerintah Kabupaten/ Kota dan Propinsi tersebut justru mengalami kenaikan pada tahun 2015 secara menyeluruh . 
 
Hal itu bila dilihat penerimaan setiap pemerintah Kabupaten/ Kota dan Propinsi adalah berasal dari Deviden dan Jasa Giro serta Bunga Deposito yang ditempatkan di Bank Riau Kepri, maka secara keseluruhan untuk   di Propinsi Riau mengalami kenaikan sebesar rata-rata 23,86% dan untuk di Propinsi Kepulauan Riau secara keseluruhan mengalami kenaikan rata-rata 20,26%.
 
Hal itu bermakna bahwa secara keseluruhan  pemerintah Kabupaten/ Kota dan Propinsi di Riau dan Kepulauan Riau yang pada tahun 2015  melakukan penempatan dana di Bank Riau Kepri telah mendapatkan peningkatan penerimaan yang sangat signifikan besarnya melalui bunga deposito, sehingga  walaupun penerimaan dari sisi Deviden mengalami penurunan, namun penerimaan secara total mengalami kenaikan  seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yang berasal dari bunga deposito tersebut. 
 
RUPS 2015 dan RUPS-LB 2016 tersebut dihadiri oleh para pemegang saham yaitu 2 Gubernur  terdiri  dari Gubernur Riau dan Gubernur Kepulauan Riau, dan juga dihadiri oleh 13 Bupati/Walikota dari Propinsi Riau dan 8 Bupati/ Walikota dari Propinsi Kepulauan Riau.  RL

KOMENTAR