Yuliarso : Tenaga Kerja Kita Bisa Bersaing ke ASEAN

Sukajadi, inforiau - Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun ini, mau tidak mau masyarakat Indonesia harus siap menghadapinya. Terlebih lagi, Provinsi Riau yang berbatasan langsung dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Melihat hal tersebut, memunculkan berbagai tanggapan dari sejumlah kepala Pemerintahan yang ada di Kota Pekanbaru ini, salah satunya ialah datang dari seorang Camat Sukajadi, Yuliarso SSTP MSi. Dalam perbincangannya dengan inforiau, Selasa (5/01/16), Yuliarso, menyampaikan pandangannya terkait pemberlakuan MEA tersebut.
Ia menilai bahwa selama ini Riau itu sebenarnya sudah jauh lebih duluan menghadapi pasar bebas dibandingkan daerah-daerah lain, karena produk-produk luar sudah masuk ke Riau karena lokasinya yang strategis.
Namun Yuliarso juga mengingatkan masyarakat agar jangan menjadikan pasar bebas ini sebagai ancaman, tetapi menjadikannya peluang. "Karena dalam pasar bebas bukan hanya produk dan tenaga kerja luar yang datang ke Indonesia, tetapi produk dan tenaga kerja kita juga bisa bersaing ke ASEAN," sebutnya.
Apalagi, tambahnya, jumlah tenaga kerja di ASEAN ini hampir mencapai 600 juta penduduk, dan Indonesia mencapai 250 juta penduduk, merupakan pangsa pasar yang besar bagi potensi ekonomi baru.
Data inforiau dari sejumlah sumber seperti BPS menunjukkan jumlah tenaga kerja pada tahun 2014 menurut data BPS mencapai angka 121,870,000. Dari jumlah itu tercatat sebanyak 114,630,000 angkatan kerja yang sudah bekerja, dan yang masih menganggur tercatat mencapai 7,240,000 orang angkatan kerja. Dengan jumlah pencari kerja tersebut, di Indonesia cukup tinggi, dan hal ini menjadi pangsa pasar yang cukup hebat jika dapat disiasati dengan baik.
Kata kuncinya menurut Yuliarso, adalah bagaimana mempersiapkan SDM anak bangsa untuk menghadapi kondisi pasar bebas ASEAN atau MEA tersebut. SDM terutama para profesional lulusan kampus perguruan tinggi yang dibutuhkan, tidak hanya siap pakai untuk bekerja pada usaha-usaha atau industri yang akan muncul ataupun menjadi objek investasi, namun yang lebih penting yaitu menjadi katalisator investasi baru, dan membuka objek atau sumber ekonomi baru yang lebih kreatif.
"Jadi, bagaimana untuk akademik atau kampus dapat membekali mereka (mahasiswa) untuk menciptakan peluang-peluang kerja melalui program magang. Agar mereka siap, bukan hanya mencari pekerjaan tetapi menciptakan peluang kerja," ujarnya
Untuk pelaku usaha, menurutnya, harus dibekali dengan pengetahuan. "Tujuannya, agar mereka ini juga mampu bersaing dan tidak jadi penonton di pasar bebas saja, dan kita harapkan juga agar kita (Pemerintah) harus mempunyai integritas untuk itu," katanya. IIN