Ami Ajak Masyarakat Lestarikan Budaya Lampu Colok
Jumat, 01 Juli 2016 09:24:28 1182

Camat Rumbai, Ami saat meninjau kesiapan lampu colok di lapangan TORR Rumbai
Rumbai, infroiau - Menyambut malam Lailatu Qadar di bulan Ramadhan sudah menjadi budaya oleh masyarakat untuk mempersiapkan malam lampu colok. Meski Ramadhan menyisakan beberapa hari lagi, Camat Rumbai sudah mulai gencar membuat berbagai bangunan untuk memperindah bentuk dan jenis cahaya lampu colok.
"Mari bersama kita lestarikan budaya negeri sudah dari turun-temurun kita jaga bersama, satukan hati untuk tradisi negeri ini agar budaya kita tetap hidup dan kembali terlestari untuk generasi anak-anak dan cucu kita nanti," ajak Camat Rumbai, Zulhelmi Arifin SSTP MSi, saat meninjau kesiapan lampu colok di Lapnagn TORR Rumbai, Kamis (30/6).
Tradisi ini, kata Camat, dilakukan setiap tahunnya pada bulan Ramadhan, yaitu bulan suci dimana umat Islam melakukan puasa pada waktu itu. "Setiap sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan, maka kecamatan Rumbai akan menghias kampung mereka dengan lampu colok." tambah camat yang akrab disapa Ami.
Dilanjutkannya, hiasan ini dibuat lebih menarik dengan menyusun lampu colok dengan pola tertentu. Lampu colok atau yang juga disebut dengan lampu teplok di daerah lain adalah lampu berbahan bakar minyak tanah dengan sumbu pada bagian tengahnya. Lampu ini masih dapat diperoleh terutama di pasar-pasar tradisional. Namun untuk keperluan Festival Lampu Colok, biasanya warga secara bergotong royong membuat sendiri lampu coloknya.
Lampu colok sendiri tidak terlihat menarik, karena memang fungsi utamanya adalah sebagai alat penerangan. Oleh karena itu dibuatlah tempat menyusun jejeran lampu colok dengan pola tertentu.
"Umumnya pola yang dipilih berbentuk masjid yang merupakan tempat ibadah bagi umat Islam lengkap dengan kubahnya. Tempat untuk menaruh lampu colok ini dibuat dari bilah bambu atau dari potongan kayu lainnya." tukasnya. EJO