Green Policing dan Jambore Karhutla Gagal Total HMI Pekanbaru Soroti Seremoni Kosong Polda Riau di Tengah Darurat Asap

Rabu, 06 Agustus 2025 11:24:33 328
Green Policing dan Jambore Karhutla Gagal Total HMI Pekanbaru Soroti Seremoni Kosong Polda Riau di Tengah Darurat Asap

‎Pekanbaru, Inforiau.co - 5 Agustus 2025, Greenwashing institusional kini dipertontonkan secara terang-terangan. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pekanbaru menilai kegiatan bertajuk Green Policing dan Jambore Karhutla yang diselenggarakan oleh Polda Riau sebagai seremoni kosong—jauh dari upaya serius dalam menghadapi kedaruratan ekologis yang tengah melanda Provinsi Riau.

‎Kepala Bidang Hukum dan Advokasi HMI Pekanbaru, Farhan Abrar, menegaskan bahwa kegiatan tersebut mencerminkan lemahnya keberpihakan terhadap rakyat yang saat ini terpapar bencana asap. Di tengah peningkatan jumlah titik panas dan memburuknya kualitas udara, aparat justru menggelar panggung pencitraan ketimbang memperkuat upaya penegakan hukum dan pemulihan lingkungan.

‎“Kita sedang berhadapan dengan bencana asap, tapi yang muncul justru panggung simbolik. Ini bukan penyelamatan lingkungan ini pertunjukan tanpa naskah dan tanpa arah.” Ucap Farhan Abrar, Kabid Hukum dan Advokasi HMI Cabang Pekanbaru


‎Korporasi Dilibatkan, Rakyat Terpinggirkan, HMI juga menyoroti keterlibatan sejumlah perusahaan besar yang selama ini memiliki rekam jejak konflik lingkungan dan deforestasi di Riau. Alih-alih dievaluasi atau ditindak, perusahaan-perusahaan tersebut justru diberi panggung dalam narasi kolaborasi, seolah-olah rekam jejak buruk dapat ditebus hanya dengan tampil dalam acara bertema lingkungan.

‎“Kalau yang pernah merusak malah dikasih panggung dalam acara penyelamatan lingkungan, itu bukan solusi itu pembiaran yang dikemas jadi kerja sama. Keadilan ekologis tidak bisa dibangun di atas amnesia institusional.” lanjut Farhan Abrar

‎Fakta Lapangan Bicara Sendiri,135+ titik panas tersebar di berbagai wilayah Riau per 3 Agustus 2025 (Data BMKG).

‎Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang berjalan sejak 21 Juli belum berhasil mengendalikan api karena lemahnya penindakan dan lambannya respons.

‎Warga di Rokan Hilir, Pelalawan, dan Indragiri Hulu mulai mengalami gangguan pernapasan akibat paparan asap, Hingga kini belum ada kejelasan dari pihak kepolisian terkait pelaku utama pembakaran maupun perkembangan proses hukumnya.

‎Sikap Tegas HMI Cabang Pekanbaru, HMI Cabang Pekanbaru menegaskan bahwa mahasiswa bukan pelengkap seremoni. Pelibatan pemuda dalam isu lingkungan harus disertai ruang partisipatif dan kritis, bukan sebatas hadir untuk dokumentasi atau legitimasi simbolik.

‎ “Di saat rakyat butuh udara bersih, Jambore Karhutla tidak bisa dipakai untuk memadamkan api. Yang dibutuhkan sekarang adalah tindakan hukum yang tegas, transparansi institusi, dan keberpihakan kepada masyarakat bukan perlindungan terhadap kepentingan korporasi.” tegas Farhan Abrar


‎Jika tidak ada langkah korektif dan keberanian menyentuh akar masalah, maka yang sedang kita hadapi bukan hanya krisis ekologi, tetapi juga krisis akal sehat dan krisis keberanian institusi.

‎ “Kalau kita sudah tidak bisa percaya lagi kepada aparat, lalu kepada siapa masyarakat akan menitipkan harapannya di negeri ini?” tutup Farhan Abrar

KOMENTAR