Misteri Tito dan 0212

Jumat, 25 November 2016 10:27:01 2854
 Misteri Tito dan 0212
ilustrasi (net)

Jakarta, inforiau - Banyak misteri yang di balik aksi umat Islam akhir-akhir ini? Kalau aksi 4/11 lalu, ternyata banyak yang mengaitkan dengan tulisan atau lafaz Allah dengan pola baca huruf Arab. Nah, bagaimana dengan rencana aksi 212 atau 0212 alias 2 Desember 2016 nanti?


Beberapa netizen menulis, ternyata banyak misteri yang bisa dikaitkan. Pertama, 212 selalu dikaitkan dengan jagoan Wiro Sableng, tokoh komik ciptaan Bastian Tito. Kalau dikaitkan, ada kesamaan nama pengarang dengan Kapolri saat ini, yaitu Tito Karnavian. Yang lebih menarik adalah tulisan 0212. Bila dibalik ternyata bisa dibaca dengan Tito alias ada hubungannya dengan nama Kapolri lagi.


Lalu, ada lagi yang mengaitkannya dengan ayat Alquran yaitu surat ke-2 alias Albaqarah di ayat ke 12 alias bisa dibaca 212. Terjemahan ayat itu mengatakan ''Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.'' Apakah ayat ini secara kebetulan bernada sama dengan kondisi saat ini.


Apapun itu, yang jelas Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menyebut kasus dugaan penodaan agama yang dituduhkan kepada calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebar ke sejumlah daerah di luar ibu kota negara.
Dalam forum komunikasi kepala daerah di kantor Kementerian Dalam Negeri, Kamis (24/11), Tito berkata, isu penistaan agama itu menyebar ke wilayah barat dan timur Indonesia.


"Di daerah barat banyak organisasi-organisasi berusaha membawa isu yang sensitif. Di timur, banyak yang mengaitkan itu dalam masalah keagaamaan," ujarnya.


Tito mengimbau para kepala daerah untuk segera meredam isu Ahok agar tidak terkontaminasi sentimen suku, agama, ras, dan golongan tersebut. Ia menilai, jika tak segera dikendalikan, isu penodaan agama itu dapat memperburuk situasi keamanan.


Para gubernur, kata Tito, juga harus menghadang gelombang massa dari wilayah mereka ke Jakarta dalam rangka mengikuti unjuk rasa Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia.
"Tolong jangan dibiarkan mengalir ke Jakarta. Kadang-kadang kan mereka enggak mengerti permasalahan," kata Tito.


Lebih dari itu, Tito meminta para gubernur tidak mengomentari kasus dugaan penista agama yang tengah menjerat Ahok. Belakangan ini ia mengaku melihat dan mendengar sejumlah komentar dari beberapa gubernur.
"Beberapa gubernur membuat komentar yang bisa memancing kembali. Tolong jangan memberikan komentar," kata Tito.


Polri menyebut terdapat dua rencana demonstrasi terkait Ahok, yakni tanggal 25 November dan 2 Desember mendatang. Polri menyebut unjuk rasa Jumat besok bahkan memiliki nuansa makar.


Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Komisaris Besar Rikwanto berkata, kepolisian belum menerima surat pemberitahuan unjuk rasa tanggal 25 November. Jika demonstrasi tetap terjadi, Polri mengancam pembubaran paksa.
"Apabila ada pihak tertentu yang demonstrasi tanpa pemberitahuan, aksi itu bisa dibubarkan," tuturnya.


Sementara itu, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Ahmad Shobri Lubis mengatakan tiga juta orang siap mengikuti Aksi Bela Islam III. Unjuk rasa itu menuntut calon Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dihukum karena dinilai menista agama Islam.


"Tiga juta orang yang akan turun, itu pun masih kurang," kata Shobri Lubis.
Shobri mengatakan unjuk rasa yang direncanakan pada 25 November atau 2 Desember mendatang tetap berjalan seperti biasa. Jumlah massa telah disiapkan. Massa akan dikerahkan dari Masjid Istiqlal. "Aksi tetap berjalan," ujarnya.


Shobri menanggapi ucapan Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan yang menegaskan agar massa tidak salat Jumat di jalan umum. Menurut Shobri, massa yang menjalankan salat di jalan karena ruang tampung Istiqlal terbatas untuk tiga juta orang. "Memangnya (Istiqlal) cukup menampung?" kata Shobri.


Menurut dia, dengan jumlah massa lebih dari tiga juta orang tidak memungkinkan Masjid Istiqlal menampung orang sebanyak itu. Ia juga menyampaikan massa akan mengawali aksi dengan berkumpul di Istiqlal dan long march menuju Istana Negara. "Kita akan sesuaikan," ujarnya.


Aksi Bela Islam III adalah unjuk rasa ketiga yang dilakukan setiap Jumat. Aksi itu pertama kali dilakukan pada 4 Oktober 2016, selanjutnya 4 November, hingga rencana selanjutnya pada Jumat, 25 November 2016. Ribuan orang yang dikerahkan datang dari berbagai daerah, yakni Maluku, Jawa, Sumatera, dan DKI Jakarta.*1/tpc/ipc

KOMENTAR