Seniman Riau Diminta Perkuat Karya Di Era Digital

Sabtu, 23 April 2022 16:21:37
Seniman Riau Diminta Perkuat Karya Di Era Digital
Peserta tausiah seni DKR Riau

Inforiau - Tausiah Seni bertemakan, 'Memperkokoh Produk Seni dalam Platfrom Digital' digelar Dewan Kesenian Riau (DKR) di Gedung DKR, Pekanbaru, Jumat malam (22/04/2022).

Helat ini mendatangkan tiga nara sumber yakni, Budayawan Riau Syaukani Alkarim, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unilak, Hang Kafrawi, dan Pengamat Digital Media dari Mercusuara, Angga Panji Kesuma.

Dalam elu-eluannya Ketua Umum DKR Taufik Hidayat alias Atan Lasak mengatakan, bahwa buka bersama ini adalah ajang silaturahmi, mempertemukan pekerja seni di Riau yang selama ini sulit bertatap muka langsung akibat pandemi Covid-19.

Atan Lasak juga membeberkan sejumlah program DKR yang didukung penuh Pemerintah Provinsi Riau dalam bentuk dana hibah. "Insya Allah, setelah Pingat Kejohanan Tari DKR 2022 yang sudah berlangsung, dalam waktu dekat sehabis Idul Fitri DKR akan menggelar Rarak Musik dan sejumlah kegiatan lainnya," ucap Atan Lasak.

Dalam tausiah seninya, Hang Kafrawi menjelaskan media sosial kian digemari anak muda, cukup bermodalkan ponsel berbasis internet yang mudah dibawa ke mana saja. Maka tak heran, media sosial sangat berperan bagi generasi milenial untuk mencari informasi berita, sejarah, budaya, dan karya-karya seni.

“Kita jangan menyepelekan dengan media sosial. Karena di sinilah semua berita didistribusikan, dan karya-karya anak muda seperti perfiliman, musik, tari, dan karya lainnya dipertontonkan," ucap Hang Kafrawi.

"Sayangnya sebagian besar di Indonesia, media sosial banyak yang disalahgunakan, mereka membuat konten menimbulkan seksual, seperti berjoget menepuk pecirit (bokong)," sambung Hang Kafrawi.

Dalam berkarya, ucap Hang Kafrawi, seharusnya bisa mengemas suatu karya sebaik mungkin, tujuannya untuk membuat penonton menjadi cerdas.

Di era digital saat ini, kata Syaukani al Karim, banyak perubahan yang terjadi hampir disemua aspek kehidupan. Salah satunya penggunakan media digital untuk membuat sebuah karya seni. Seperti yang diketahui bahwa pada zaman dahulu membuat karya seni seperti puisi seniman harus membaca karyanya diberbagai tempat agar bisa dikenal.

“Sekarang sangatlah mudah, dengan bermodalkan handphone dan internet bisa menyebar luaskan karyanya ke seluruh penjuru dunia”, ucap Syaukani.

“Tugas kita para seniman, perkuatkan karya kita, sehingga pekerja di digital ini tidak ragu-ragu menembakkan cahaya karya kita kesegenap penjuru, sebab dunia pada hari ini telah memberikan ruang,” ungkap Syaukani.

Jadi, ujar Syaukani, jangan takut menghantarkan karya di media sosial, karena setiap karya pasti ada penikmat. "Tunjukan bahwa karya adalah sebuah cermin pada diri kita,” sebut Syaukani.*

KOMENTAR