Tito: Tangkap dan Proses!

Rabu, 31 Agustus 2016 21:47:07 621
Tito: Tangkap dan Proses!
Kapolri Jenderal Tito Karnavian & rombongan meninjau lokasi kebakaran hutan dan lahan di Rimbo Panjang, Kampar.(foto ferdian)
Pekanbaru, inforiau.co - Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian meninjau lokasi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, Senin (29/8) kemarin.
 
Di sela kunjungannya ke lokasi kebakaran lahan, Kapolri mengeluarkan perintah tegas kepada Kapolda Riau dan jajarannya agar menangkap dan menindak pelaku pembakaran lahan dan hutan. Perintah tersebut juga berlaku bagi korporasi jika terlibat dalam pembakaran lahan.
 
"Kalau ada yang bakar, ya tangkap dan proses saja," kata Tito saat mengunjungi lokasi kebakaran lahan di Rimbo Panjang.
 
Dalam kunjungan tersebut, Jenderal bintang empat itu didampingi Gubernur Riau dan Kapolda serta memboyong beberapa pejabat Mabes Polri diantaranya Kadiv Humas, Irjen Boy Rafli Amar dan Kakorlantas Mabes Polri, Irjen Agung Budi Maryoto.
 
Selain itu juga terlihat dua orang jenderal bintang dua diantaranya Kadiv Propam Irjen Mochamad Iriawan dan Asops Kapolri Irjen Unggung Cahyono. Selain itu juga turut menyambut kedatangan Kapolri Danrem 031 Wirabima, Brigjen TNI Nurendi dan Danlanud Marsma Henri Alfiandi.
 
Tito menyebutkan kedatanganya ke Riau untuk mengecek langsung kondisi kebakaran lahan yang terjadi saat ini. Dari melihat kondisi tersebut, ia menyadari bahwa medan yang terbakar sangat sulit untuk dilalui kendaraan terutama roda empat. 
 
Selain itu faktor cuaca yang jarang hujan juga menyebabkan lahan kering dan api sulit dipadamkan. Permasalahan itu diperparah dengan kondisi angin yang kencang hingga kebakaran terus berpindah-pindah.  
"Sekarang kondisinya telah terbakar. Yang harus kita fokuskan saat ini adalah pemadaman dan penegakan hukum. Sejauh ini, kita apresiasi rekan-rekan di sini yang sudah menetapkan 85 tersangka pembakar lahan. Ke depan, jika menemukan kembali pembakar lahan, tangkap saja dan proses," tegasnya. 
 
Terkait sulitnya medan menuju lokasi kebakaran menurutnya, perlu kendaraan yang inovatif seperti mobil gardan ganda yang mengangkut tanki air sehingga bisa mencapai titik api. Selain itu, sulitnya sumber air menjadi permasalah utama dalam pemadaman harus diatasi dengan menambah sumur bor.
 
""Setelah saya lihat kondisinya, kita akan melakukan penambahan armada karena medannya yang sulit dijangkau. Saya akan koordinasikan dengan pusat termasuk BRG (Badan Restorasi Gambut) untuk menambah sumur bor. Kemudian menambah peralatan petugas yang melakukan pemadaman ditambah," jelasnya. 
 
Dalam penanganan Karhutla, kata Tito, masih ada problem di lapangan mana yang harus didukung pusat maupun lokal. "Nanti mana yang harus mendapat dukungan pusat, akan kita sampaikan kepimpinan. Karena Presiden sudah menegaskan agar TNI/Polri, KLH dan semua pihak untuk menuntaskan masalah ini. Jadi dukungan soal peralatan di lapangan nanti akan kita diskusikan di pusat," kata Tito.
 
Terkait jika ada perusahaan membakar lahan, lanjut Tito, pihaknya juga akan memprosesnya. "Saya sudah sampaikan ke Kapolda Riau, kalau ada korporasi harus ditindak tegas dan dituntaskan. Nantinya akan kita diskusikan mana yang harus ditangani pihak Mabes Polri mana yang ditangani Polda Riau," kata Tito.
 
Dia menyebutkan, pagi ini akan berkordinasi dengan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Danrem Brigjen Nurendi dan serta sejumlah Satgas lainnya. Ini untuk menambah masukan terkait penanganan Karhutla.
 
Asap ke Singapura
 
Asap kebakaran lahan di Sumatera masuk ke negara tetangga. Namun ditegaskan BNPB asap itu tidak mengganggu, hanya tipis saja. "Asap masuk ke Singapura meski dalam konsentrasi tipis, namun masih dalam kondisi baik. Pm 10 atau kualitas udara yang sering kita pakai semua, masih baik-baik di wilayah Malaysia, Singapura atau seluruh wilayah Indonesia," jelas Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Senin.
 
Sejauh ini, lanjut dia, kondisi di Singapura masih baik. Demikian juga kondisi udara. "Asap masuk ke Singapura dari selat Malaka. Dari data pemerintah Singapura kondisi di sana baik. Kualitas udara di negara lain, baik dan sedang. Bisa dibandingkan dengan Jakarta," terang dia, dimuat detikcom.
 
"Sampai hari ini, sebaran hotspot 138 titik yang berada di Indonesia, dari 138 titik 85 nya ada di riau. lebih dari 60 persen ada di Riau. Secara umum di Indonesia kondisi normal, jarak pandang baik," tutup dia. IR/DT

KOMENTAR