Tragedi Rengat Berdarah Jadi Perhatian Sejarawan Belanda

Rabu, 06 Januari 2016 21:55:13 4163
Tragedi Rengat Berdarah Jadi Perhatian Sejarawan Belanda
Pj Bupati Inhu Kasiaruddin menabur bunga di Sungai Indragiri dalam mengenang sejarah Rengat 5 Januari 1949
Rengat, Inforiau.co -  Tanggal 5 Januari 1949 merupakan masa kelam bagi masyarakat Rengat, Indragiri Hulu. Ribuan masyarakat dibantai secara keji oleh pasukan KNIL bentukan Belanda, sewaktu melakukan agresi militer ke Indonesia. 
 
Waktu itu, Rengat dibombardir dari udara dan pesawat Belanda menerjunkan pasukan payung. Tentara Belanda menembaki anak-anak, ibu hamil dan orangtua. Yang menyedihkan lagi, sebanyak 2 ribu penduduk dikumpulkan dan berbair di pinggir Sungai Indragiri. Maka terjadilah pembantaian massal, Sungai Indragiri yang kala itu tengah banjir berubah warna menjadi merah.
 
Bupati Indragiri kala itu, Tulus, yang mendapatkan laporan tentang penyerbuan tentara Belanda memilih tetap bertahan di Kota Rengat. Namun ia kemudian ditangkap dan ditembak oleh tentara Belanda di depan istri dan anak-anaknya. Jasadnya dibuang di Sungai Indragiri bersama jasad ajudannya Tandean yang turut ditembak tentara Belanda.
 
Tanggal tersebut dijadikan sebagai tonggak hari jadi Kabupaten Indragiri Hulu oleh sebagian kalangan meski banyak yang menolaknya karena dinilai melukai keluarga masyarakat yang menjadi korban sewaktu itu.
 
Sejarah kelam itu ternyata mengundang perhatian sejarawan muda asal Belanda, Anna Lodt untuk melakukan penelitian sekaligus melengkapi tulisannya di Kota Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu.
 
Anna Lodt datang bersama Nini Turaiza dan Tuhilwi, putri Bupati Inhu tempo dulu yakni Bupati Tulus, yang turut menjadi korban kekejaman tentara Belanda saat melancarkan Agresi Militer ke-2, 5 Januari 1949. Kehadiran ahli waris Bupati Tulus beserta Anna Lodt disambut Penjabat Bupati Inhu H Kasiarudin, Senin (4/1/2016) di Kantor Bupati Inhu.
 
Anna Lodt juga hadir saat pelaksanaan yasinan dan doa bersama mengenang Tragedi Rengat besejarah di kediaman Bupati Inhu. Kemudian pada Upacara peringatan tragedi 5 Januari 1949 di Tugu Agresi dan tabur bunga di Sungai Indragiri. Selain itu, sejarawan Belanda ini juga bertemu sejumlah pihak guna mengumpulkan data serta melakukan wawancara kepada keluarga korban tragedi bersejarah tersebut.
 
Menurut keterangan Naya Johan, cucu Bupati Tulus yang ditemui disela-sela kegiatan yasinan yang digelar di Kediaman Bupati Inhu, kehadiran Ana Lodt di Rengat bertujuan untuk melengkapi data yang telah ia miliki dari Belanda. 
 
Naya Johan mengapresiasi keinginan Anna Lodt untuk berkunjung langsung ke Kota Rengat sehingga dari data yang diperolehnya dapat disusun menjadi salah satu catatan sejarah sekaligus menjadi bukti kekejaman penjajah Belanda pada Agresi Milter ke 2 di Kota Rengat.
 
Selain itu, lanjut Naya, dari dokumen sejarah tersebut, diharapkan juga kedepannya  dapat menjadi bahan pembelajaran serta pemahaman yang benar khususnya bagi para generai muda Inhu untuk selalu menghargai  sejarah serta jasa-jasa para pejuang  khususnya dari Kota Rengat. "Kehadiran Anna Lodt kami yang memfasilitasi, sebab setiap tahun pada tanggal 5 Januari, orangtua kami selalu hadir ke Kota Rengat," tuturnya. ASJ

KOMENTAR