Waspada Virus Zika

Selasa, 02 Februari 2016 21:27:20 1540
Waspada Virus Zika
Jakarta, inforiau.co - Virus Zika yang sepekan ini mewabah di benua Amerika kini sudah masuk wilayah Indonesia. Seorang pria di Jambi dinyatakan positif terinfeksi virus Zika.
 
Menurut The Eijkman Institute for Molecular Biology, menyatakan, pria berusia 27 tahun yang tinggal di Jambi, Sumatera, yang positif terinfeksi virus Zika belum pernah bepergian ke luar negeri.
 
Semula, pria itu diduga terkena penyakit demam berdarah. Namun, hasil uji medis menyatakan dia negatif demam berdarah. Setelah diteliti lebih lanjut, dia dinyatakan positif terinfeksi virus Zika.
 
“Dari 103 spesimen (dengue) yang kami periksa, kami menemukan satu positif (terinfeksi) virus Zika,” kata wakil direktur lembaga itu, Herawati Sudoyo, kepada AFP, Senin (1/2/2016).
 
Herawati mengatakan spesimen diambil selama demam berdarah mewabah di Jambi antara Desember 2014 dan April 2015. Tidak diketahui bagaimana dan kapan pria itu terjangkit virus Zika. 
 
”Kami menyimpulkan bahwa virus telah menyebar di Indonesia untuk sementara waktu,” katanya.
 
Kementerian kesehatan Indonesia belum mengkonfirmasi laporan dari lembaga itu soal temuan virus Zika di Jambi. Virus yang sudah menjangkiti ribuan warga di Amerika Latin itu ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang selama ini menyebarkan demam berdarah dan virus chikungunya.
 
Gejala virus Zika hampir sama dengan chikungunya, seperti flu demam ringan, sakit kepala hingga nyeri sendi. Namun, virus Zika menurut para ahli bisa berdampak pada kecacatan bayi jika virus itu menjangkiti ibu hamil.
 
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Riau, Andra Sjafril, mengimbau masyarakat Riau terutama ibu-ibu hamil agar mewaspadai virus Zika.
 
"Kasus virus zika ini sudah ditemukan di Provinsi Jambi. Untuk itu, Riau harus mewaspadai juga. Virus ini gejalanya sama dengan DBD dan cikungunya," papar Kadiskes Riau.
 
Menurut Andra, masyarakat Riau perlu memperhatikan kondisi kesehatan kerabatnya yang baru pulang dari Amerika Latin. Pasalnya, virus tersebut berasal dari negara tersebut. Belakangan ini, virus tersebut menyebar di Asia Tenggara, salasatunya di Indonesia.
 
"Rentang waktu inkubasi virus Zika selama 3-20 hari. Dalam rentang waktu itu virus menunjukkan paparan tanda-tanda dan gejala penyakit muncul," jelas Andra.
 
Ia mengimbau, agar masyarakat segera memeriksakan kesehatannya apabila mengalami gejala panas tinggi. Virus Zika tersebut sangat berbahaya bagi ibu hamil, karena virusnya dapat mengecilkan tengkorak janin bayi.
 
"Virusnya tidak menular, melainkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Tidak lebih berbahaya dari DBD, tetapi bahaya untuk ibu hamil karena dapat menyebabkan mengecilkan tengkorak janin," ulas Andra. 
 

'Larangan' Hamil Hingga Bepergian

Virus Zika membuat pemerintah negara-negara tempat epidemi virus hingga otoritas kesehatan waspada dan mengeluarkan sejumlah kebijakan. 
 
Para pejabat di empat negara Amerika Latin dan Karibia yaitu Kolombia, Ekuador, El Salvador, dan Jamaika telah memperingatkan perempuan untuk menghindari kehamilan di tengah kekhawatiran atas penyakit yang menyebabkan cacat lahir parah akibat virus Zika. 
 
Pejabat kesehatan masyarakat El Salvador, menyarankan perempuan menunda kehamilan selama dua tahun ke depan hingga 2018 untuk mencegah bayinya mengalami cacat akibat virus Zika yang dibawa nyamuk Aedes aegypti.
 
"Kami ingin menyarankan kepada semua perempuan usia subur mengambil langkah merencanakan kehamilan mereka, dan menghindari hamil antara tahun ini dan selanjutnya," kata Wakil Menteri Kesehatan Masyarakat El Salvador Eduardo Espinoza.
 
Sedangkan perempuan yang sudah hamil tidak boleh berada di luar ruangan untuk mengurangi risiko gigitan nyamuk. Ia menambahkan, pemerintah memutuskan membuat pengumuman ini setelah 5.397 kasus virus Zika terdeteksi di El Salvador selama 2015 dan beberapa hari pertama di awal 2016. Angka resmi menunjukkan 96 wanita hamil diduga terjangkit virus Zika. Tetapi sejauh ini belum ada bayi yang lahir dengan kepala abnormal kecil (microcephaly).
 
Pemerintah Kolombia, yang negaranya terinfeksi Zika tertinggi kedua setelah Brasil juga memberi saran perempuan untuk menunda kehamilan, tapi hanya selama enam sampai delapan bulan. Kemudian, Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan (CDC) merekomendasikan wanita hamil menghindari wilayah di mana Zika beredar. Karena potensi cacat lahir akibat zika, CDC juga menerbitkan panduan wisata bagi perempuan Amerika yang hamil dan wanita usia subur yang mungkin mengandung. CDC mengingatkan kaum hawa untuk menghindari mengunjungi tempat-tempat dan negara di mana virus ini beredar. 
 
Daftar tempat itu termasuk Barbados, Bolivia, Brasil, Kolombia, Republik Dominika, Ekuador, El Salvador, Guyana Prancis. Selain itu, Guadeloupe, Guatemala, Guyana, Haiti, Honduras, Martinique, Meksiko, Panama, Paraguay, Puerto Rico, Saint Martin, Suriname, dan Venezuela. CDC menambahkan, belum ada vaksin atau obat untuk mencegah Zika.
 

Begini Rasanya Terkena Virus Zika

Serangan virus zika konon sulit dibedakan dengan infeksi yang lebih umum terjadi, sehingga bukan menjadi perhatian utama. Namun dengan makin bertambahnya laporan jumlah pasien dan pola persebarannya, bisakah kita berdiam diri?
 
Setidaknya, untuk mengetahui apakah seseorang terkena virus zika atau tidak, hal ini bisa dilihat dari gejala fisiknya. Salah seorang wanita asal Rio de Janeiro, Brazil bernama Jade Miranda baru tahu dirinya terkena serangan virus zika di penghujung Oktober lalu.
 
Saat itu, ruam mulai memenuhi wajah, leher dan dadanya. "Lalu saya mulai merasakan sensasi seperti demam, tapi tidak panas. Mata saya juga iritasi, kemudian ada kelelahan yang teramat sangat," kisahnya kepada ABC News dan dikutip Senin (1/2).
 
Bahkan dalam kurun sepekan, Jade juga mengalami demam ringan dan nyeri di sendi maupun otot. Kondisi ini juga dibarengi dengan ketidakmampuan Jade untuk menggerakkan tangan dengan baik. Kakinya pun terasa lemas.
 
Karena merasa gejalanya tidak biasa, wanita berusia 21 tahun ini pun memutuskan pergi ke dokter dengan diantar kedua orang tuanya. Ia mendapatkan diagnosis infeksi virus zika dari kunjungan tersebut, meski sebetulnya ia tidak sedang berbadan dua. "Tetapi setelah sepekan itu, saya hampir tidak merasakan apapun," imbuhnya.
 
Jade mengaku mendengar ada wabah virus zika yang dapat dibawa oleh Aedes argypti atau nyamuk penyebab DBD. Akan tetapi ia berasumsi, 'pertahanan tubuhnya' menjadi bobol karena Jade sering lupa menggunakan pengusir nyamuk.
 
"Kalaupun ingat, daya tahannya hanya beberapa jam saja, dan di tempat tinggal saya ataupun lingkungan belajar saya juga banyak sekali nyamuk," urainya.
 
Keterangan senada juga diutarakan wanita asal Houston, AS bernama Lizzie Morales. Ia terinfeksi virus Zika ketika berkunjung ke El Salvador untuk menemui keluarganya di hari Natal.
 
Menurut Lizzi, tubuhnya terasa sangat lelah. Di sekujur tubuhnya juga muncul ruam-ruam besar yang tak kunjung hilang hingga sepekan lamanya. "Anda bahkan tak punya daya untuk duduk. Maunya hanya berbaring dan tidur," katanya kepada salah satu channel ABC News, KTRK-TV.
 
Lizzi menambahkan, beberapa hari kemudian, muncul ruam-ruam serius di tubuh dan juga dada serta wajah. Tak hanya itu, mata dan telinga Lizzi juga muncul benjolan-benjolan. Namun begitu gejala-gejala itu mulai hilang, barulah ia mulai merasakan mual. Okz/Grc/Ir

KOMENTAR