Anak Presiden Dilaporkan ke KPK, Politisi PDI Perjuangan: Jangan Cari Popularitas Murahan

Rabu, 12 Januari 2022 21:15:42
Anak Presiden Dilaporkan ke KPK, Politisi PDI Perjuangan: Jangan Cari Popularitas Murahan
Gedung KPK (Foto:Channel Indonesia)

Jakarta- Langkah Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), yang melaporkan Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep ke KPK direspon Politikus PDI Perjuangan Ruhut Sitompul.

Ubedilah diingatkan Ruhut harus menanggung konsekuensi apabila tidak mempunyai bukti kuat soal laporan tersebut. Ubedilah, lanjut Ruhut, bisa dipidana jika tak punya bukti yang kuat.

"Jangan cari popularitas murahan," kata Ruhut Sitompul seperti dimuat JPNN.com, Rabu (12/1).

Kemudian, Ruhut menilai Ubedilah tidak paham hukum pidana dalam melaporkan kedua anak Presiden Joko Widodo itu ke KPK.

"Kalau paham hukum pidana, berani enggak sembarang melaporkan orang, apalagi dia sudah bilang 'saya enggak punya bukti, susah cari bukti','" ujarnya.

Diketahui sebelumnya, Ubedilah melaporkan Gibran dan Kaesang ke KPK, Senin (10/1) terkait tipikor dan atau TPPU berkaitan dengan dugaan KKN relasi bisnis anak presiden dengan grup bisnis yang diduga terlibat pembakaran hutan.

Ubedilah Badrun mengatakan kejadian tersebut bermula pada 2015 ketika ada perusahaan PT SM yang menjadi tersangka pembakaran hutan dan sudah dituntut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) senilai Rp 7,9 triliun.

Namun, dalam perkembangannya, Mahkamah Agung (MA) hanya mengabulkan tuntutan senilai Rp 78 miliar.

"Itu terjadi pada bulan Februari 2019 setelah anak presiden membuat perusahaan gabungan dengan anak petinggi perusahaan PT SM," katanya.

Dia mengatakan, dugaan KKN tersebut terjadi terkait adanya suntikan dana penyertaan modal dari perusahaan ventura.

"Itu dugaan KKN yang sangat jelas saya kira yang bisa dibaca oleh publik karena tidak mungkin perusahaan baru anak presiden mendapat suntikan dana penyertaan modal dari sebuah perusahaan ventura yang juga itu dengan PT SM dua kali diberikan kucuran dana, angkanya kurang lebih Rp 99,3 miliar dalam waktu yang dekat," paparnya.

Pada saat itu, sebut dia, anak presiden membeli saham di perusahaan tersebut dengan angka Rp 92 miliar.

"Itu bagi kami tanda tanya besar. Apakah seorang anak muda yang baru mendirikan perusahaan dengan mudah mendapatkan penyertaan modal dengan angka cukup fantastis kalau dia bukan anak presiden," tukasnya.**

KOMENTAR