BMT Marwah Tambang Hadiri Silatnas Bersama Wapres

Jakarta,inforiau- BMT Marwah Tambang yang berpusat di kecamatan tambang provinsi riau berkesempatan hadir bersama orang nomor dua di republik indonesia yakni Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Wali fahimi selaku pimpinan BMT cukup terharu pada kegiatan yang dilakukan oleh Persatuan BMT se nusantara tersebut.sebagai perwakilan dari riau tentu ini menjadi angin segar baginya untuk lebih mengembang lagi usaha yang berbasis umat ini.
Sementara itu sang wapres Dalam sambutannya pada Pembukaan Rapat Kerja Nasional 1 Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) di Gedung Serba Guna Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (4/5).mengajak seluruh elemen lebih menguatkan lagi usaha UMKM berbasis syariah.
Ketua Umum Majelis Pengurus Pusat BMT Jularso, Perhimpunan BMT Indonesia pada 2005 dan telah melakukan Musyawarah Nasional sebanyak tiga kali. Selain itu, sejak 2009 PBMT juga telah melakukan pertemuan tahunan yang disebut Silatnas. Pada 2015 dan 2016, Silatnas dibuka dan diberi arahan oleh menteri koperasi dan UKM.
Tema Silatnas 2017 adalah Penguatan Peran Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT dalam Mengurangi Ketimpangan Eknomi Indonesia. Fokus pembahasannya antara lain mengenai masukan dan rekomendasi kepada pemerintah terkait kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang perlu melibatkan koperasi.
Saat ini 3,7 juta orang telah dilayani oleh 325 BMT dengan pengelola hampir di berbagai wilayah Indonesia. Nasabah yang dilayani sebagian besar merupakan pelakh usaha produktif skala mikro dan kecil. Baitul Mal wa Tamwil sebagai KSPPS memberikan layanan keuangan sesuai dengan prinsip syariah dan regulasi perkoperasian dengan total dana kelola mencapai Rp 15 triliun.
Dalam pertemuan tersebut turut hadir Ketua Dewan Pakar Asosiasi Koperasi Syariah Indonesia Sudirman Said. Dia mengatakan, progres koperasi syariah saat ini cukup baik dan konsern pada penataan manajemen sertifikasi supaya usaha mikro bisa dibantu dari sisi manjemen sertifikasi.
"Karena itu kan level yang tidak bisa dijangkau oleh perbankan konvensional, jadi memang perlu penanganan khusus," kata Sudirman.
Gerakan BMT sudah melalui tiga tahap perjuangan ekonomi. Pertama, era rintisan beroperasi sejak awal 1980an didirikan oleh berbagai komunitas seperti forum pengajian, komunitas dakwah kampus, organisasi massa dakwah, organisasi sosial, dan takmir masjid. Kedua, era pertumbuhan pesat pada 1990an dan dialami oleh sebagian BMT era rintisan ditambah dengan didirikan kemudian yang mampu beroperasi secara berkelanjutan dan berkembang. Ketiga, era stabilitas perkembangan selama sepuluh tahun terakhir.Hen