Dunia Makin Murung, Akibat Perang dan Ketimpangan Ekonomi

Kamis, 13 September 2018 09:52:10 723
Dunia Makin Murung, Akibat Perang dan Ketimpangan Ekonomi
Anak-anak korban perang di benua Afrika

Hasil Survei di 146 Negara

Inforiau.co - Lembaga survei Gallup kemarin merilis hasil penelitian di 146 negara yang menyimpulkan tingkat kebahagiaan dunia berada di titik terendah selama lebih dari satu dekade terakhir. Dengan kata lain, keadaan dunia saat ini kian murung.

"Secara keseluruhan hari ini dunia makin stres, cemas, sedih, dan menderita dari pada yang pernah kita lihat sebelumnya," kata editor Gallup, Muhamad Yunis, dalam kata pengantar hasil survei, seperti dilansir laman Press TV, Rabu (12/9).

Menurut survei Gallup, konflik di Afrika Tengah menjadikan daerah itu sebagai lokasi paling tidak bahagia di muka bumi tahun lalu. Irak berada di urutan kedua tempat paling tidak berbahagia.

Gallup mensurvei lebih dari 154 ribu orang di 146 negara dengan menanyakan pakah mereka sedang dalam kondisi menderita, cemas, stres, marah, sedih ketimbang hari sebelumnya. Kondisi dunia saat ini adalah yang paling suram sejak survei digelar pada 2006.

Daerah Sub Sahara Afrika menjadi yang termurung akibat kekerasan horisontal dan sistem kesehatan yang buruk hingga membuat banyak orang kelaparan. Dari 35 negara yang berada di titik terendah tingkat bahagianya ada 24 yang mengalami kebahagiaan terendah selama 10 tahun.

"Dia Afrika Tengah dan sejumlah tempat lain, jumlah penduduk yang tinggi membuat kebutuhan dasar menjadi sulit dipenuhi," kata pemimpin penelitian ini, Julie Ray, kepada Yayasan Thomson Reuters melalui sambungan telepon.

Daerah Afrika Tengah menjadi tempat kecamuk kekerasan. Sebagian besar negara di sana sudah di luar kendali pemerintah. Tiga dari empat warga yang disurvei mengatakan mereka mengalami cemas dan menderita.

Di negara-negara kaya pun rasa murung tidak terelakkan.

Separuh dari rakyat Amerika yang diwawancara mengatakan mereka stres--hampir sama dengan jumlah warga yang disurvei di Afrika Tengah.

Pengamat ekonomi Jan-Emmanuel De Neve mengatakan kondisi saat ini cukup mengkhawatirkan di tengah makin meningkatnya jumlah orang kaya dan kemajuan pembangunan.

"Barangkali ada faktor yang lebih struktural di seputar meningkatnya jumlah orang kaya," kata De Neve, profesor di Universitas Oxford yang menulis kaitan antara pendapatan dan kebahagiaan.

Paraguay berada di urutan kedua negara yang paling positif. Artinya warga di Paraguay merasakan cukup istirahat, dihormati, dan menikmati hidup atau hari ini lebih baik dari kemarin. Sementara Yaman dan Afghanistan berada di urutan paling buncit dari daftar ini. md/ir

KOMENTAR