Hujan Turun, Petani di Agam Turun ke Sawah

AGAM ,INFORIAU.co-- Hujan merupakan rahmat satu dari sekian bentuk kasih sayang yang dirurunkun Allah kepada penduduk dibumi. Hal tersebut seperti dengan masyarakat Jorong Aia Tabik, Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, (Sumbar), datangnya hujan untuk dapat mengolah lahan pertanian.
Salah seorang wasyarakat Jorong Aia Tabik Sofiarli (48) mengatakan saat ini para petani disini mulai menggarap sawah. Seperti, memperbaiki pematang dan menyemai bibit. Curah hujan yang tinggi tidak disiasiakan oleh masyarakat.
"Datangnya musim hujan merupakan berkah bagi kita, kita sangat bergantung kepada air hujan. Jika curah hujan tinggi, kita mulai menyemai dan membajak sawah,"ujarnya kepada MinangkabauNews.com, Rabu, (30/10/2019).
Dijelaskannya, untuk menggarap sawah bisa berjalan lancar jika curah hujan masih terjadi setidaknya 2 bulan kedepan, jika tidak pengolahan lahan tidak dapat dilanjutkan.
"Jika benih disemai sekarang, dalam waktu 20 hari sudah dapat ditanam. Saat umurnya telah mencapai 40 hari waktunya untuk disiangi padi sudah mulai kuat, sekali seminggu hujan turun sudah cukup," katanya.
Hal itu dibenarkan oleh Wali Nagari Kamang Mudiak, A Dt Samiak, ia mengatakan lahan pertanian di daerah ini sangat bergantung terhadap hujan, jika musim kemarau datang lahan tersebut dibiarkan terbengkalai. Nah, saat hujan turun masyarakat segera turun kesawah.
"Terdapat 50 hektare lahan pertanian disini merupakan sawah tadah hujan, hal ini menyebabkan hasil pertanian tidak menentu. Seringkali, saat padi mulai besar, hujan tidak turun sehingga tumbuh padi tidak normal dan bisa menyebabkan gagal panen," tutupnya.(JNS)