Pro dan Kontra Festival Perang Air 2022 di Meranti Ditiadakan

Meranti - Tokoh Masyarakat Tionghoa, Amir mengharapkan iven Festival Cian Cui atau Perang Air di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau diadakan pada saat perayaan Imlek 2573, 1 Februari 2022, tahun ini.
"Kalau sembayang keagamaan itu sifatnya wajib, dan kalau Festival Cian Cui atau Perang Air di Kota Selatpanjang,
itu pemerintah mengadakan, dengan festival itu diadakan, banyak sekali masyarakat yang terbantu, meningkatkan ekonomi ramai wisatawan yang bisa hadir," ungkap Amir, Sabtu (29/1/2022) siang.
"Saat perayaan Imlek 2573, 1 Februari 2022, tahun ini kami tetap melaksanakan kegiatan ibadah dengan menerapkan protokol kesehatan, ya bagaimana lagi, kita mendukung apa di ajurkan pemerintah, cuman menaruh harapan kalau imlek bisa ramai dan masyarakat terbantu dengan adanya iven wisata," ujar Amir.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kepulauan Meranti, Aan menjelaskan bahwa suatu keputusan ini diambil karena kegiatan Festival Perang Air ini, merupakan perhelatan yang sejatinya memang mengumpulkan atau mengundang kerumunan.
Ia menyebutkan, sehingga dapat dipastikan tahun baru Imlek kali ini tampaknya tidak semeriah tahun sebelumnya.
"Keputusan itu sudah disetujui setelah Paguyuban Tionghoa Kepulauan Meranti bersama unsur terkait, sepakat untuk meniadakan kegiatan Perang Air dan sejumlah perhelatan rutin lainnya, hanya kegiatan bersifat ibadah saja ," ujar Aan.
Menurutnya, keputusan itu disetujui setelah adanya kesepakatan bersama Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Andi Yul Lapawesean S.IK, Kasat Intel Polres Meranti AKP Syaipul, Sekretaris Yayasan Umat Beragama Budha (YSUBB) Tjuan An, Ketua Matakin Djalius, Ketua Majelis Tri Dharma Sakti Handos, serta pihak pemerintah setempat.
Ia mengakui, keputusan bersama ini diambil sebagai rumusan agar tidak memperburuk situasi. Menurutnya semua pihak harus menahan diri agar wabah ini segera berlalu. Untuk itu perayaan Imlek kali ini tentu tidak semeriah tahun lalu, karena adanya pembatasan.
Sementara itu, harapan agar festival itu tetap terlaksana datang dari Ketua Becak Wisata (BMW) Syapul, juga menyampaikan hal sama, para pembecak ojek wisata di terminal maupun yang ada di kota Selatpanjang kata dia menaruh harapan besar adanya iven wisata.
"Kami sebenarnya menaruh harapan besar adanya iven wisata perang air, sebab, kegiatan tersebut dari sejak 2019 lalu, belum pernah diadakan. Festival itu sanggat membantu ekonomi kami para perkerja becak motor untuk meraih pundi rupiah," kata dia.
Sementara itu, Anggota DPRD Meranti Cuncun, menyampakan bahwa sebagai anggota DPRD Meranti, juga masyarakat Tionghoa di Kota Selatpanjang, dia menilai lebih utamakan menjaga kesehatan dari pada mengadakan tradisi perang air.
"Apalagi adanya varian baru Omicron, maka kita harus lebih berhati -hati. Masyarakat Tionghoa tetap seperti biasa melaksanakan ibadah di rumah ibadah dengan tetap memperhatikan prokes dan ibadah di rumah masing masing," pinta Politisi PDI Perjuangan tersebut.
Sebelumnya, Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Andi Yul Lapawesean melalui Kasat Intel AKP Syaipul Kepada Media ini Sabtu ketika di jumpai Dia menuturkan helat yang rutin digelar pada Imlek sebelumnya dan terpaksa ditiadakan antara lain, meliputi sembahyang dan pawai Dewa Co She Kong keliling kelenteng. Kemudian iven perang air atau Cian Cui, arak-arakan barongsai, dan kembang api.
"Intinya yang ada kerumunan tidak menerapkan prokes kami akan kasi teguran, kalau kegiatan ibadah silahkan, dan ini berdasarkan hasil rapat dari semua unsur pejabat Polres Meranti, serta kami juga telah koordinasi dengan pihak
Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kepulauan Meranti," jelas Kasat Intel AKP Syaipul.(Bom)