Riau Kian Panas

Kamis, 19 Mei 2016 21:06:24 966
Riau Kian Panas
Pekanbaru, inforiau.co - Satelit dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), stasiun Pekanbaru, Rabu (18/5) mendeteksi kemunculan 50 titik panas (hotspot) di Riau, yang menyebar di tujuh kabupaten. Paling banyak terdapat di Kabupaten Siak.
 
Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin menjelaskan, sedikitnya ada 50 sebaran titik panas terpantau satelit pagi ini di Riau. Sementara wilayah Sumatera lainnya seperti Sumsel ada dua titik panas, dan Sumut enam titik panas.
 
Khusus Riau, sambungnya, 50 titik panas tersebut menyebar antara lain di Inhu, Kampar, Rohul dan Rohil dengan masing-masing dua titik panas, Bengkalis empat titik panas, Pelalawan 11 titik panas serta Siak sebanyak 27 titik panas.
 
Sedangkan untuk titik panas di atas level confidence 70 persen terdeteksi empat titik, yakni di Kabupaten Siak. Peningkatan titik panas ini, bisa disebabkan karena temperatur udara Riau yang secara merata berkisar diangka 32 hingga 34 derajat celcius.
 
Meski demikian, potensi hujan dimungkinkan masih akan berlangsung, khususnya pada malam hari. "Potensi hujan ringan hingga sedang yang dapat disertai petir dan angin kencang berpeluang terjadi tidak merata di wilayah Riau bagian Utara, Barat dan Tengah Pada malam hari," katanya.
 
BMKG juga memprediksi kalau hujan bakal mengguyur beberapa daerah diantaranya Pekanbaru, Rengat, Dumai dan Pelalawan. Hujan ini juga akan disertai petir. 
 
Monsun Australia Picu Hujan
Sementara itu hasil pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kupang menunjukkan terjadi penyimpangan iklim saat ini berupa hujan di musim kemarau akibat monsun Australia lemah.
 
"Meskipun saat ini NTT dan sekitarnya memasuki musim kamarau, Kota Kupang dan sekitarnya masih diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga tinggi akibat melemahnya monsun Australia," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Klimatologi Lasiana BMKG Kupang Fera Adrianita.
 
BMKG memprakiraan awal musim kemarau 2016 di sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan pada bulan Mei dan Juni 2016, sebanyak 283 ZOM (65.8 persen). Paling awal bulan Februari 2016 sebanyak 4 ZOM, dan Paling akhir bulan Oktober 2016 sebanyak 1 ZOM.
 
Daerah yang telah memasuki musim kemarau sejak bulan Februari 2016 meliputi pesisir timur Sumatera Utara dan Riau (Dumai, Bengkalis, Siak, RoHil dan Meranti).
 
Daerah-daerah ini memang mempunyai pola musim yang berbeda dengan wilayah Indonesia lainnya, yang memiliki dua puncak musim hujan setiap tahunnya. Pengurangan curah hujan telah terjadi sejak bulan Februari dan diprediksi akan mendapat hujan kembali pada bulan April.
 
"Daerah yang perlu diwaspadai, yaitu wilayah yang perlu di waspadai Riau bag. Timur, Sumatera Utara bag. Timur, dan Sulawesi Selatan bag. Tengah karena di prediksi Awal Musim Kemarau maju 2-3 Dasarian dengan Sifat Hujan di Bawah Normal.
 
Untuk curah hujan wilayah Provinsi Riau mengalami curah hujan antara 0-50 mm umumnya terjadi di sebelah utara serta pesisir seperti Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis, Kep. Meranti, serta Siak.
 
Sementara bagian barat Riau, seperti Rokan Hulu, Kampar, Pekanbaru, Kuansing, Inhu bagian barat serta sebagian besar Indragiri Hilir tidak menunjukkan kondisi `kekurangan` hujan seperti dialami di bagian pesisir timur Riau. Kondisi di pesisir timur Riau semakin mengalami defisit hujan memasuki Feb 2016-Dasarian III.
 
Jika dibandingkan dengan rata-rata 30 tahunnnya, awal musim kemarau diprakirakan Mundur (49,7 persen) dan Sama (27,5 peren), dan Maju (22,8 persen).
 
Masuk Musim Kemarau Mei Ini
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Riau memprediksi bahwa Mei 2016, Riau akan kembali memasuki musim kemarau. Daerah pesisir seperti Kepulauan Meranti dan Bengkalis disebut akan minim curah hujan.
 
Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin, mengatakan, musim hujan akan berakhir pada April, dan Mei mendatang hingga September, Provinsi Riau akan kembali ke musim kemarau. Selain itu, Riau juga akan minim penguapan, hingga peluang hujan akan sangat tipis terjadi.
 
Menurut dia, daerah terparah dan minim curah hujan diprediksi terjadi di Bengkalis dan Meranti. "Di sana sangat sulit dibedakan kapan musim hujan atau musim kemarau. Ini wilayah cukup kering di pesisir Riau," ungkap Sugarin saat paparan di depan Tim Menkopolhukam RI, di posko Siaga Darurat Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.
 
Langkah antisipasi penting dilakukan dari sekarang, mengingat dua kabupaten ini cukup rawan terjadinya kebakaran lahan dan hutan. "Antisipasi maksimal dilakukan Mei hingga Juni. Harus ada antisipasi besar mencegah Karlahut. Secara merata iklim Riau normal, yang kurang hanya di sebelah barat laut (Riau)," bebernya.
 
Hingga hari ini, satgas siaga darurat kebakaran lahan dan hutan mengkalim sudah berupaya maksimal melakukan pemadaman titik api, baik itu dengan bom air via udara serta antisipasi oleh tim darat, dengan patroli, membuat sekat kanal dan pemadaman serta sosialisasi. Ir

KOMENTAR