Tugas Khusus Aminuddin Maruf dari Jokowi: Sambangi para Santri dan Kelompok Strategis

inforiau.co - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk tujuh staf khusus presiden dari kalangan anak muda.
Salah satunya adalah anak santri sekaligus mantan Ketua Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Aminuddin Maruf.
Sebagai anak petani Aminuddin atau yang kerap disapa Amin, mengaku senang dan bangga ditunjuk sebagai stafsus presiden.
Aminuddin Ma'ruf lahir 27 Juli 1986 di desa Tanah Baru, kecamatan Pakis Jaya, Kabupaten Karawang. Anak ketujuh dari tujuh bersaudara. Mengenyam kuliah S2 Keuangan Negara Universitas Trisakti, belum selesai.
Anak pasangan dari Haji Habibuddin Sopyan dan Hj Marsiah ini lulus S1 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mengambil jurusan ekonomi.
Aminuddin saat ditemui khusus mengaku akan menjalankan amanah yang diamanatkan oleh presiden.
Salah satu tugasnya, menjadi sumber informasi, khususnya dengan hubungan kelompok strategis.
"Pak Presiden juga bilang, tolong bantu saya dengan lompatan-lompatan untuk percepatan program prioritas. Untuk inovasi, kreatifitas, ide-ide di luar rutinitas. Ide-ide yang out of the box.
Sebagaimana ciri dari generasi milenial yang punya pemikira kritis, idealis, murni tanpa ada conflict of interest," kata Amin saat ditemui Tribun, Senin (25/11/2019) siang.
Gaya santainya mencirikan sebagai generasi milenial. Ia kemudian menceritakan awal mula ditunjuk oleh Presiden untuk membantunya dengan menjadi stafsus.
Kurang lebih dua minggu sebelum diperkenalkan, Kamis, 21 November. Ditelefon Pak Pratikno, bahwa saya ditunjuk presiden untuk menjadi stafsus. Tapi, tiga hari sebelumnya diminta datang ke Istana.
Pastinya saya nggak menyangka. Apalagi ini kan Staf Khusus Presiden ya. Yang pertama kali saya lakukan pamit kepada orang tua.
Kebetulan saat dihubungi Pak Pratikno saya sedang di rumah orang tua di kampung, di Karawang.
Saya langsung minta doanya. Kebetulan orangtua saya juga sudah beberapa kali ketemu dengan Jokowi. Salah satunya saat pernikahan saya.
Dia juga ngefans dengan Pak Jokowi. Makanya dia minta saya bekerja dengan baik, amanah, jangan mengecewakan Pak Jokowi.
Anda sering berkomunikasi juga dengan Pak Jokowi sebelumnya?
Interaksi saya dengan presiden sudah cukup lama. Kurang lebih tahun 2015 sudah kenal Pak Jokowi dan terus berhubungan.
Beberapa kali bertemu langsung ketemu di luar Istana bahkan diundang ke Istana. Awal mulanya saya menjadi Ketua Umum PB PMII. Waktu itu ada acara di Surabaya April 2015 beliau hadir di situ. Kemudian komunikasi berlanjut terus beberapa kali.
Biasanya apa yang dibahas ketika bertemu dengan Pak Jokowi?
Kami membicarakan generasi anak muda, perkembangan di lapangan seperti apa, informasi yang sedang hangat apa. Saya juga beberapa kali menemani presiden ke beberapa daerah.
Apa yang diminta khusus dari prrsiden kepada Anda sebagai stafsus?
Pak Presiden bilang, tolong bantu saya dengan lompatan-lompatan untuk percepatan program prioritas. Untuk inovasi, kreatifitas, ide-ide di luar rutinitas.
Ide-ide yang out of the box. Sebagaimana ciri dari generasi milenial yang punya pemikira kritis, idealis, murni tanpa ada conflict of interest.
Apa ada tugas khusus untuk Anda?
Dari tujuh orang stafsus yang ditunjuk Pak Presiden kemarin, yang diberikan tugas khusus adalah Angkie Yudistia.
Dia sebagai juru bicara bidang sosial. Lalu saya ditugaskan berkomunikasi dengan kelompok-kelompok strategis. Salah satunya di kalangan santri, mahasiswa, pemuda, dan kelompok-kelompok keagamaan.
Presiden meminta Anda keliling pesantren,menyebarkan gagasan-gagasan besar, inovasi. Seberapa dekatnya Anda dengan pesantren?
Dari kecil, di kampung, memang tinggalnya di pesantren. Setelah pulang sekolah, saya langsung pulangnya ke pesantren. Aktifitas tersebut berlangsung sampai saya SMA.
Kuliah, saya aktif di berbagai organisasi baik di intra kampus atau di luar kampus. Salah satunya di PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia).
Sampai saya menjadi Ketua Umum PB PMII 2014-2017. Dari proses itu, saya banyak bersentuhan dengan aktifis mahasiswa, kepemudaan, dan lainnya.
Disebut-sebut gaji stafsus presiden mencapai Rp 51 juta per bulan, dan dinilai cukup besar oleh beberapa kalangan. Bagaimana tanggapan Anda?
Tanggung jawab kami cukup besar. Tanggung jawab kami menjadi sumber infomasi dan gagasan untuk disampaikan ke presiden. Itu pekerjaan yang berat.
Sampai hari libur pun saya harus tetap bekerja untuk itu. Artinya, kalau tidak bekerja di kantor itu ciri khas anak muda sekarang.