Akhirnya Jokowi Angkat Bicara Akibat Kemacetan Parah di Pancoran

Jumat, 28 April 2017 10:44:39 1067
 Akhirnya Jokowi Angkat Bicara Akibat Kemacetan Parah di Pancoran
Hasan Al Habshy
Jakarta, Inforiau.co - Kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, yang sudah macet, kini jauh lebih macet lagi karena ada sejumlah proyek. Bahkan Presiden Joko Widodo ikut berkomentar tentang kemacetan di Pancoran yang semakin parah. 
 
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebelumnya menjelaskan, kemacetan parah di kawasan Pancoran adalah imbas dari pembangunan proyek kereta rel ringan (LRT) dan jembatan layang (flyover). Sebelum menjalankan dua pembangunan itu, konsultan proyek memberikan pilihan solusi kemacetan kepada Jokowi (saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI) dan Ahok.
 
"Kita kan dikasih pilihan waktu itu. 'Kalau Bapak bangun sekaligus,macetnya 80 persen. Kalau Bapak pilih satu-satu,macetnya 30 persen, pilih dua, 50 persen. Kalau ini diurut satu kali bangun, dua kali, tiga kali bangun proyek, sepuluh tahun kendaraan tambah. Anda mau potong sekaligus apa tidak. Saya pilih potong sekaligus," kataAhok, Kamis (13/4/2017).
Kemacetan di Pancoran. Kemacetan di Pancoran. Foto: Hasan Al Habshy
 
Pembangunan LRT dan flyover yang dijalankan bersamaan itu membuat badan jalan menyempit dari 12 menjadi 6 meter. Warga Jakarta harus bersabar terhadap kemacetan akibat pembangunan itu dalam waktu 2 tahun ke depan.
 
Proyek pembangunan LRT menelan anggaran sebesar Rp 23,8 Triliun. Shelter LRT Pancoran adalah bagian dari koridor awal Cibubur-Cawang-Dukuh Atas sepanjang 24,2 kilometer dan rute Bekasi Timur-Cawang-Dukuh Atas sepanjang 17,9 kilometer. Pengerjaan LRT diperkirakan memakan waktu 3 tahun.
 
Ditargetkan kereta rel ringan itu akan beroperasi pada 2018 mendatang untuk rute Cibubur-Cawang dan akhir 2019 untuk rute Cawang-Bekasi Timur. 
 
Sementara pembangunan flyover Pancoran dengan ebar 9 meter dan panjang 740 meter itu saat ini masih dalam tahap pengeboran. Lama waktu pengerjaan yakni 15 bulan. Ditargetkan flyover dapat segera berfungsi pada awal 2018. 
 
Untuk mengurangi kemacetan, dilakukan sejumlah langkah yakni dengan membangun detour atau jalan alih darurat di atas lahan Wisma Dirgantara. Kemudian ada penambahan time period untuk traffic light Kuningan dari arah timur di pagi hari menjadi 180 detik.
 
Di pagi hari juga tidak diberlakukan sistem Ganjil-Genap dari Semanggi-Kuningan dan sebaliknya. Solusi kemacetan selanjutnya yakni memberlakukan buka-tutup off ramp Bukopin Pancoran (timur-barat) dan memaksimalkan jalur Busway. ***

KOMENTAR