Asian Games 2018, Indonesia Dapat Apa?

Selasa, 21 Agustus 2018 15:48:33 312
Asian Games 2018, Indonesia Dapat Apa?
Saat Pembukaan AG

Oleh Saidul Tombang

Ingar bingar Asian Games 2018 di Indonesia menimbulkan banyak nuansa. Selain aksi stuntman sang Presiden yang memesona, juga prestasi Indonesia memecahkan rekor yang pernah ada.

Tapi, apa yang didapat Indonesia dari helat ini selain ingar-bingar yang digoreng nuansa politik 2019 ini?

Kalau berkaca pada Asian Games 1962 di Jakarta, helat itu telah mengubah bangsa Indonesia. Hampir semua landmark Kota Jakarta dibangun di masa ini. Presiden Soekarno sengaja mengubah wajah beranda Indonesia dalam 'teknik sulap' luar biasa. Mulai Monumen Nasional, Bundaran Hotel Indonesia, sampai yang luar biasa adalah Gelora Bung Karno (GBK).

Mahakarya itu dihadirkan Presiden Soekarno untuk menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa besar dengan mahakarya besar. Dia sejajar dengan kota-kota besar dunia semisal Paris dengan Menara Eiffel-nya.

Seluruh landmark itu dipicu dan dipacu demi Asian Games 1962. Sebagai bangsa yang baru merdeka dan selalu dirubungi konflik internal, wajah Indonesia harus ditampilkan penuh simpatik kepada mata dunia. Di samping itu, Asian Games ini menjadi terowongan utama bagi Indonesia untuk menjadi negara moderen dan tegak sejajar dengan dunia.

Lalu, pada Asian Games 2018, apa yang didapat bangsa Indonesia? Landmark Jakarta dan Palembang yang bertambah? Sepertinya tidak ada. Apakah sarana olahraga yang dibangun? Juga tidak. Karena, hampir semua venue itu paling-paling hanya direnovasi. Venue di Palembang adalah bekas Sea Games dan PON. Venue di Jakarta hanya mengandalkan yang sudah ada.

Apakah ada pembangunan monumental lain sempena Asian Games? LRT yang dibangun di Palembang ternyata tidak efektif. MRT yang dibangun di Jakarta baru sebatas tiang-tiang penyangga.

Lalu apa yang diberi Presiden untuk Indonesia sempena Asian Games 2018? Nyaris tak ada, selain aksi stuntman itu. Nampaknya, kelas Presiden Jokowi memang pemimpin yang lebih mengedepankan pencitraan dan sering menampilkan kepalsuan.***

KOMENTAR