Cegah Stunting, BKKBN-Kemenag RI Launching Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah

Jumat, 11 Maret 2022 22:53:53 275
Cegah Stunting, BKKBN-Kemenag RI Launching Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah
Saat launching program

Inforiau - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bekerjasama dengan Kementerian Agama (Kemenag) RI menggelar Launching Pendampingan, Konseling dan Pemeriksaan Kesehatan 3 Bulan Pranikah Sebagai Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin, yang juga dilaksanakan secara virtual, Jumat (11/3/2022) pagi.

Kegiatan tersebut dipusatkan di Kabupaten Bantul, Provinsi Yogyakarta secara offline dan online yang juga diikuti oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Riau serta Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Riau.

Kepala BKKBN RI, dr Hasto Wardoyo SpOG (K) yang hadir langsung pada kegiatan itu mengatakan, Bantul menjadi percontohan karena memiliki stunting jauh di bawah 20 persen, bahkan di bawah 16 persen.

"Hal ini tidak terlepas dari kepemimpinan kepala daerah yang berupaya untuk terus menurunkan angka stunting," kata dr Hasto dalam kesempatan itu.

ia juga menyampaikan, sebelum dilakukan pernikahan, maka 3 bulan sebelum itu calon pengantin sudah harus mendapatkan pendidikan dan edukasi, bagaimana caranya bisa mendapatkan calon bayi yang sehat, tentunya dengan menerapkan pola hidup sehat dan berbagai pola lainnya.

"Kalau sekarang bulan madu pernikahan, maka 3 bulan sebelumnya harusnya sudah diberikan edukasi pranikah sebagai upaya pencegahan stunting bayi yang dilahirkan," ulasnya.

Sementara itu, Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas yang hadir langsung dalam kegiatan itu mengatakan, kegiatan pencegahan stunting bagi calon pengantin adalah perintah agama, bukan hanya perintah negara.

"Karena menyiapkan generasi terbaik itu merup. Ini menjadi tanggung jawab kita semua, perlu dilakukan dengan pola kolaborasi. Kalau tidak tentunya akan mengalami hambatan yang tidak mudah dilalui," ujarnya.

Ia juga mengimbau, agar pihak BKKBN juga mengajak pihak organisasi masyarakat (ormas) Islam juga perlu diajak untuk berkolaborasi, mengingat jumlahnya cukup banyak.

Kita tidak ingin generasi yang bisa berkompeteisi tak hanya di dalam negeri tapi juga secara global. Keluarga menjadi palang pintu utama menciptakan generasi terbaik," ucapnya.

Ia menambahkan, pihak BKKBN juga harus mencarikan solusi untuk pernikahan yang tidak terencana, misalnya bagi calon pengantin yang dijodohkan dan lainnya.

Ia mengharapkan, pemerintah daerah lainnya selain Bantul juga melaksanakan program yang sama bagaimana mencegah stunting, sehingga secara nasional dapat terus ditekan angkanya.

"Ini menjadi pekerjaan kita semua, kita di Kementerian Agama juga ada bagian penyuluh, nanti juga bisa turut berkolaborasi menyelesaikan program ini," tuturnya sembari membuka kegiatan usai sambutan tersebut.

Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia M.Si menyampaikan di akhir tahun 2021 lalu pihaknya telah membentuk tim pendampingan yang terdiri dari bidan desa atau tim kesehatan lain, kemudian kader PKk juga kader KB.

"Tim ini diberikan tugas untuk memberikan informasi, edukasi, dan konseling secara virtual atau tatap muka kepada calon pengantin yang akan melakukan pernikahan dalam waktu dekat," ujar Mardalena Wati.

Ia mengatakan untuk Riau ada sekitar 3.558 tim pendamping keluarga yang sudah dibentuk. Totalnya berarti berjumlah 10.674 orang yang tersebar di seluruh desa atau kelurahan di Provinsi Riau.

"Inilah nantinya yang akan membantu kita, sehingga diharapkan percepatan penurunan stunting dari hulu yang tetap berbasis keluarga akan kita lakukan dan tetap juga dengan pendampingan di 1.000 hari pertma kehidupan," terangnya.*

KOMENTAR