Empat Perusahaan Besar Akan Dipanggil Terkait Harga Ayam

Kamis, 01 September 2022 21:25:56
Empat Perusahaan Besar Akan Dipanggil Terkait Harga Ayam
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan tinjau harga barang pokok

Inforiau - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan akan memanggil empat perusahaan besar yang menguasai pasar ayam broiler.

Pemanggilan dilakukan demi memenuhi desakan para peternak yang mengeluh harga ayam turun menjadi Rp14 ribu-Rp17 ribu per ekor.

Empat perusahaan yang akan dipanggil itu adalah PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, PT Malindo Feedmill Tbk, dan PT Super Unggas Jaya (SUJA).

"Begini sajalah, empat sampai lima perusahaan saya akan panggil. Heh ini harga turun, mereka peternak bisa bangkrut ya, kamu tolong harganya diatur bisa tidak dapatnya Rp24 ribu," ungkap Zulkifli saat rapat dengan sejumlah peternak di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kamis (1/9).

Namun, ia tak menjelaskan lebih lanjut kapan tepatnya empat perusahaan itu akan dipanggil ke kantor Kemendag.

Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam (Gopan) Harry Dermawan mengeluh harga ayam broiler di tingkat peternak hanya Rp14 ribu sampai Rp17 ribu selama dua minggu terakhir. Padahal, modal yang dikeluarkan peternak tembus Rp20 ribu-Rp21 ribu.

"Modal peternak Rp20 ribu-Rp21 ribu, jadi kalau bisa harga Rp22 ribu peternak sudah sangat bahagia," terang Harry.

Ia meminta Kementerian Perdagangan memanggil perusahaan besar agar menaikkan harga ayam broiler di pasaran. Sebab, empat perusahaan itu menguasai lebih dari 80 persen pasar ayam broiler di Indonesia.

"Kalau mau empat perusahaan tadi dipaksa pemerintah naikkan harga (ayam)," jelas Harry.

Harry memandang empat perusahaan itu bisa mengatur harga ayam broiler di pasaran dengan memotong dan menyimpan ayam terlebih dahulu di cold storage. Dengan demikian, pasokan ayam broiler di pasaran akan berkurang.

"Mereka bisa kok atur harga dengan cara apa, ya mungkin panen dilambatin atau dipotong disimpan dulu itu juga bisa," katanya.

Sementara, Deputy Head of Commercial Poultry Division Japfa Comfeed Achmad Dawami mengatakan penentuan harga tak bisa ditentukan oleh perusahaan besar. Pasalnya, harga ditentukan oleh mekanisme pasar.

"Ya tidak bisa seperti membalikkan tangan seperti itu, bagaimanapun dari suplai dan demand," ujar Dawami.

Menurutnya, jumlah konsumsi ayam di RI memang masih rendah hanya 14,3 kg ayam per kapita per tahun. Dengan kata lain, setiap orang hanya mengonsumsi ayam 14,3 kg setiap tahun.

"Nah 14,3 kg ini masih jauh dari Singapura dan Malaysia. Malaysia itu sampai 38 kg," tutur Dawami.

Ia menambahkan konsumsi ayam turun pada bulan-bulan tertentu, misalnya Agustus. Sebab, orang Jawa jarang menyelenggarakan pesta pada Agustus 2022 atau Bulan Suro.

"Suro itu orang-orang Jawa tidak akan ada pesta, itu akan mengurangi konsumsi. Di sisi lain jumlah ayam tetap, jadi wajar harga turun," jelas Dawami.*

KOMENTAR