Pembukaan MTQ Meriah, Tapi Masyarakat Tak Dapat Menyaksikan

Tambang, inforiau -Pelaksanaan Musyabaqah Tilawatil Quran ke 49 tingkat Kabupaten Kampar tadi malam (28/4/2018) resmi dibuka oleh Bupati Kampar Aziz Zaenal. Acara yang dimulai sekitar pukul sembilan malam itu dipusatkan di halaman Kantor Camat Tambang Desa Sungai Pinang.
Acara berlangsung mewah dan meriah dengan dihadiri oleh Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI Tarmizi Tohor dan Plt Gubernur Riau yang diwakili asisten Setda Provinsi Riau Ahmad Syaharrofie. Acara pembukaan tersebut juga dimeriahkan dengan berbagai atraksi seni dan penampilan Qori internasional Indra Gunawan.
Meski terlihat mewah dan meriah, satu hal yang menjadi sorotan pengunjung adalah sempitnya lokasi halaman kantor camat Tambang yang dijadikan sebagai tempat ajang pembukaan MTQ. Sehingga pengunjung tidak dapat melihat dan menyaksikan acara dengan baik.
"Kami terpaksa balik kanan ketika masuk ke gerbang kantor camat. Di halaman kantor camat sudah didesain sedemikian rupa sehingga masyarakat tidak ada tempat untuk menonton, " ujar Syahruddin salah seorang pengunjung.
Dia melanjutkan kursi yang disediakan hanya untuk Kafilah dan offisial sedangkan masyarakat memang tidak diperkenankan memasuki halaman kantor camat. "Ini terkesan hanya untuk mereka saja. Padahal masyarakat juga ingin menyaksikan langsung acara pembukaan," ujarnya.
Di tempat terpisah Ketua Panitia MTQ yang dibentuk oleh Desa Sungai Pinang Zainul Aziz mengakui halaman kantor camat Tambang tidak memadai untuk dijadikan sebagai tempat untuk pembukaan acara. "Bayangkan saja, Kampar ini kafilah nya banyak. Kita kan ada 21 kecamatan. Kalau setiap kecamatan ada 30 orang, maka untuk Kafilah saja panitia menyediakan kursi lebih dari 600. Tentu untuk masyarakat sudah terbatas," ujarnya.
Pria yang pernah menjadi anggota Panwas Pilkada Kampar 2017 ini melanjutkan, pihak desa sebenarnya telah mengusulkan sejak awal soal tempat di pusatkan di stadion mini dan tanah kosong milik desa. Namun sayang usulan tersebut tidak disetujui pihak kabupaten. Zainul Aziz juga mengatakan, desain lokasi di kantor camat Tambang mestinya bisa dimaksimalkan jika astaka tidak membelakangi jalan raya. Sehingga masyarakat bisa menonton dari pinggir jalan atau dari seberang jalan. Tapi kenyataannya, astaka membelakangi jalan dan menghadap ke kantor camat. Parahnya, halaman kantor camat Tambang, lanjut Zainul hanya ada satu pintu masuk dengan pagar disekeliling nya. Kiri dan kanan halaman tidak ada ruang untuk menyaksikan acara.
"Banyak masyarakat yang hanya dapat mendengar dari kejauhan dan melihat kembang api yang dibakar diacara tersebut," katanya. hen