Sampai Meninggal Dunia, Kepala SMAN 1 Tapung Hulu Diduga Lakukan Pungli Ke Para Siswa

Jumat, 02 Juni 2023 19:52:16 2854
Sampai Meninggal Dunia, Kepala SMAN 1 Tapung Hulu Diduga Lakukan Pungli Ke Para Siswa
Ilustrasi.

Kampar - Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Tapung Hulu, Kabupaten Kampar Bustanududin, Diduga melalukan pungutan liar (Pungli) kepada para siswa yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Dugaan Pungli tersebut, dibandrol Kepala SMAN 1 Tapung Hulu sebesar Rp.700.000 ke 33 siswa/i yang lolos di perguruan tinggi Riau. Sebanyak 33 siswa/i yang lulus diantaranya 28 dari Universitas Riau, 3 orang dari Universitas Islam Negeri (UIN) Suska Riau, dan 2 orang dari universitas luar Riau.

Akibat dari perbuatan kepala SMAN 1 Tapung Hulu itu, Salah satu orang siswa bernama Messiana Simanjuntak yang lolos ke perguruan tinggi Diduga akibat tidak bisa membayar uang yang ditetapkan kepsek ia meninggal Dunia.

"Benar pak, anak saya meninggal dunia diduga karena stress akibat tidak bisa membayar uang cuci raport tersebut. Ia sangat ingin kuliah di universitas, nyatanya kepsek itu tidak punya hati nurani sama sekali" kata orang tua korban.

Orang tua korban yang berinisial S tersebut menceritakan kepada awak media, Jum'at (02/06/2023) di Tapung Hulu. Pada saat selesai pengumuman SBMPTN para orang tua siswa yang lolos tersebut dipanggil Kepala SMAN 1 Tapung Hulu untuk menghadap kepadanya.

Saat menghadap tersebut, Kepala SMAN 1 Tapung Hulu meminta uang kepada orang tua siswa sebesar Rp 700.000 dengan alasan sebagai untuk pengurusan para siswa, serta untuk menambah nilai (Cuci raport). Diantara para siswa tersebut ada yang tidak mampu.

Diceritakannya lagi, Kepala SMAN 1 Tapung Hulu tidak sendirian melainkan diduga bersama operator sekolah yang bertujuan untuk menambah nilai para siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Tindakan tersebut, kata dia bukan ditahun ini aja, tahun kemaren dia juga meminta Rp. 450.000.

Karena tahun kemaren tidak terlalu berat, para wali murid menuruti kemauan kepsek tersebut. Dan pada tahun ini diangka Rp. 700.000 adalah nominal yang sangat besar. Bahkan tindakan tersebut melenyapkan nyawa siswanya.

"Ini tidak bisa dibiarkan, anak saya sampai meninggal diduga karena memikirkan uang yang diminta kepsek tersebut. Membuat anak saya sampai stres dan lupa akan semua hal. Semoga Disdik Provinsi Riau agar dapat memproses dengan tegas tindakan kepsek ini." Tutupnya dengan bergelimang air mata.

Untuk mengkonfirmasi pernyataan wali murid tersebut, redaksi Inforiau mencoba mengonfirmasi kepada Kepsek Bustanududin di nomor kontak 0812*******. Tapi hingga berita ini dinaikkan belum ada pernyataan beliau.*

KOMENTAR