Sejarah Singkat Dt. Syamsuddin, Pandekar Panglimo Tambang Malin Kayo

Selasa, 31 Mei 2022 08:31:00 808
Sejarah Singkat Dt. Syamsuddin, Pandekar Panglimo Tambang Malin Kayo
Makam Dt Syamsuddin

Inforiau - Dant Syamsuddin yang bergelar Pandekar Panglimo Tambang Malin Kayo lahir di Desa Naumbai, Air Tiris dimana Ayah beliau berasal dari Sungai Putioh Air Tiris, Ibu nya juga berasal dari Air Tiris yang kesehariannya jualan kerbau.

Diketahui Istri Dt. Syamsuddin yang berasal dari Danau Bingkuang dan menetap di Kenegerian Tambang - Terantang. pada saat itu Dt. Syamsuddin dinobatkan sebagai Wali pertama di Kenegerian Tambang-Tetantang.

Dt. Syamsuddin terdiri dari 4 saudara dimana beliau anak pertama. Syamsuddin saudara kedua adalah menjadi Wali Naumbai, Air Tiris pertama, saudara yang ketiga Daut Bagak Sontue, dan saudara keempat Sutan Ahmad yang menjadi Kepala SMP 4 Pekanbaru, Pengawasan, dan Bagian perlengkapan Dinas Pendidikan kota Pekanbaru. Sutan Ahmad yang menjadi Kadis tidak satu ayah dengan Dt. Syamsuddin.

Dari penelusuran Inforiau yang bersumber dari cucu ketiga dari anak pertama Dt. Syamsuddin, dimana Dt Syamsuddin mempunyai 4 anak dan 33 cucu. Nama-nama anak Dt.Syamsuddin yakni Ali Anwar yang akrab disapa dengan Dt.Samo. M. Saleh Syam, Zubaidah, Hj Syamsiah dan Rabiatul Adawiyah. Dari keterangan beliau anaknya yang bernama Rabiatul Adawiyah yang masih hidup sampai sekarang dan tinggal di Kota Bangkinang jalan Sisingamangaraja.

Rumah Dt Syamsuddin diketahui selesai dibangun pada tahun 1943, dimana terbuat dari kayu yang berasal dari Kecamatan Kuok dan pada proses pemindahannya melalui aliran di Sungai Kampar. Dt. Syamsuddin menurut keterangannya orang pertama kali yang membawa dan mempunyai mobil Datsun di Kenegerian Tambang-Tetantang.

Selepas itu, menyambung cerita sejarah Belanda yang sampai ke kawasan Kenegerian Tambang-Tetantang sebab Dt.Syamsuddin ini dikenal sebagai Wali Muda yang berpengaruh sehingga membuat Belanda ingin membunuhnya.

Ketika Dt.Syamsudin mengetahui akan hal itu, beliau langsung memerintahkan untuk memutus tali penyeberangan yang ada di Sungai Kampar dan juga memerintahkan masyarakat serta keluarga beliau untuk mengungsi ke Terantang dan ke Naumbai.

Tidak sampai disitu, gerombolan tentara Belanda sampai ke kediaman Dt. Syamsudin dengan mengikuti tali telepon, dan pada saat itu Dt. Syamsuddin hanya seorang diri didalam rumah sebab keluarga beliau sudah disuruh pergi ketika dapat kabar.

Diketahui juga pada saat itu, tentara yang masuk ke rumah Dt Syamsuddin terdiri dari tujuh orang dan banyak yang mengepung kediaman Dt Syamsuddin tersebut, pada akhirnya pertempuran dimulai, dan Dt. Syamsuddin sebelum menghembuskan nafas terakhir berhasil melumpuhkan tentara 3 Orang. Dan pada akhir hayat Dt. Syamsuddin tidak henti-hentinya melantunkan ayat-ayat Allah SWT.

Pertempuran tidak sampai disitu saja, dimana saudara-saudara Dt. Syamsuddin mengejar pasukan tentara Belanda tersebut sampai di Desa Kuapan Dusun Ujung Padang pertempuran pecah dan pasukan Belanda tewas 10 Orang (Dre)

KOMENTAR