Selatpanjang Mencekam

Minggu, 28 Agustus 2016 20:54:29 1769
Selatpanjang Mencekam
Selatpanjang, inforiau.co - Ketenangan masyarakat di Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti tiba-tiba terusik. Ribuan masyarakat marah dan mengepung Mapolres Kepulauan Meranti. Seorang warga yang berada dalam kerumunan massa tergeletak diduga terkena tembakan polisi.
 
Pengepungan Markas Kepolisian Resor Kepulauan Meranti, Kamis (25/8) siang kemarin oleh seribuan warga Selatpanjang adalah untuk menuntut kematian Apri (24) tersangka pembunuh Brigadir Adil. Warga tak bisa terima karena saat Apri ditangkap hanya ditembak di bagian kaki. Tapi belakangan Apri tewas yang diduga dianiya oknum polisi.
 
Massa yang marah lantas mengepung Mapolres setempat, mereka berusaha masuk ke dalam namun dihadang petugas. Terjadi cek cok dan terjadi baku hantam. Tiba-tiba warga melempari polisi dengan batu dan kayu. Kaca kantor polisi pun terlihat hancur akibat lemparan batu dan kayu, bahkan dikabarkan ada sepeda motor milik polisi yang dibakar massa.
 
Aksi saling dorong juga terjadi antara warga dan polisi yang melakukan penjagaan di lapangan. Setelah massa mulai anarkis dan melemparkan batu serta kayu ke arah Mapolres, polisi akhirnya melepaskan tembakan peringatan untuk memaksa massa bubar namun peringatan itu tidak diindahkan.
 
Massa semakin panas membuat anarkis sehingga salah seorang warga yang berada dalam kerumunan massa tergeletak yang diduga terkena tembakan polisi. Korban yang diketahui salah seorang warga Jalan Dorak Selatpanjang, Is (45 th), mengalami luka dibagian kepala itu langsung dilarikan oleh sejumlah warga kerumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kepulauan Meranti. 
 
Is dikabarkan meninggal dunia. Namun polisi membantah kalau Is tewas karena tembakan polisi tetapi disebabkan terkena lemparan benda keras. "Benar dalam aksi demo ini ada satu warga yang tewas, namun itu bukan karena kena peluru polisi. Warga yang tewas saat demo itu kena lemparan batu dari warga sendiri," kata Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo kepada wartawan.
 
Menurut Guntur, warga yang terluka terkena lemparan batu itu dievakuasi dari sekitar lokasi demo ke RSUD setempat. "Sampai di rumah sakit, satu warga tadi meninggal dunia," kata Guntur.
 
Usai ada warga yang tewas, warga memang menjauh dari Polres Meranti namun kerumunan warga semakin bertambah. Pihak keluarga warga yang tewas dari kecamatan lain berdatangan untuk berkumpul bersama massa lainnya. 
 
Sementara itu, imbas dari kerusuhan yang memakan korban jiwa tersebut membuat suasana di kota Selatpanjang menjadi mencekam. Pemilik usaha memilih menutup toko mereka mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
 
Untuk menjaga kondusifitas di sana, Polda Riau mengirim Enam Satuan Setingkat Pleton (STT) ke Kepulauan Meranti untuk mem-back up pengamanan di Polres Meranti. Selain itu, Polda Riau juga menurunkan Bid Propam Polda untuk menyelediki kasus perkelahian antara honorer Pemkab Meranti dan anggota polisi Polres Meranti.
 
Enam SST yang dikerahkan itu, berasal dari SST Brimobda Polda Riau, SST dari Polres Bengkalis, dan Siak. Selain itu, juga diturunkan tim dari Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dit Krimum) Polda Riau.
 
Perlu dicatat, Selatpanjang dulunya adalah kecamatan. Belakangan menjadi Kabupaten Kepulauan Meranti. Dalam sejarah kelam, Selatpanjang pernah terjadi kerusuhan berbau SARA. Tahun 2001, Kantor Polsek (sebelum berdiri Polres) rata dengan tanah di bakar warga. Kini warga pun kembali mengancam akan mengulangi peristiwa kelam tersebut. IR

KOMENTAR