20 Persen Siswa Tidak Melanjutkan Studi

Rabu, 04 Mei 2016 09:44:00 1101
20 Persen Siswa Tidak Melanjutkan Studi
Siswa SMP ketika mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Di Riau ada sebanyak 20 persen siswa lulusan SMP yang tidak melanjutkan studinya.

Pekanbaru, inforiau - Sedikitnya 20 persen siswa lulusan SMP sederajat di Provinsi Riau setiap tahun tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi akibat biaya sekolah yang cukup tinggi dan hambatan sosial serta sarana dan prasaran yang sangat kurang.

Hal itu diakui Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Kamsol. Ia mengatakan, jumlah itu tergolong tinggi dan kondisi itu bertentangan dengan aturan yang mewajibkan wajib belajar pendidikan sekolah minimal 12 tahun.

"Memang mayoritas anak usia sekolah itu tidak melanjutkan sekolah, disebabkan biaya yang cukup tinggi. Padahal, pemerintah telah memberikan subsidi melalui dana bantuan operasional sekolah atau BOS yang diberikan kepada seluruh siswa baik swasta muapun negeri," jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, di Riau masih tergolong minim lembaga sekolah SMA terutama sederajat khususnya di kabupaten membuat sebagian masyarakat kesulitan untuk menjangkau. "Kami terus melakukan tindakan solutif dengan meminta kepada semua pihak agar semua siswa menengah bisa melanjutkan pendidikan ke menengah atas," tambahnya.

Sementara itu, usai dikukuhkan bertepatan dengan upacara Hardiknas, Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Riau, Zulkarnain Nurdin menilai sejauh ini belum terjadi korelasi antara besarnya anggaran pendidikan yang dikucurkan pemerintah dengan mutu yang dihasilkan.

"Sebab alokasi anggaran pendidikan dari APBN, APBD provinsi dan APBD kabupaten/kota sebagaimana diamanatkan selama ini sangat besar. Namun masih banyak anak usia sekolah yang belum mengenyam pendidikan," keluhnya dimuat faktariau.

Menurutnya, mutu atau kualitas pendidikan merupakan salah satu masalah pada dunia pendidikan Indonesia. Banyak faktor penyebab yang membuat mutu pendidikan Indonesia masih rendah yaitu mengalami penurunan. Sebab, dahulu orang Malaysia banyak belajar di universitas terkemuka di Indonesia.

"Hal itu menandakan mutu pendidikan di Indonesia lebih baik pada waktu dulu, dibandingkan dengan Malaysia. Namun sekarang berbeda, siswa-siswa terbaik Indonesia yang belajar ke Malaysia bahkan ke Singapura," ungkapnya.

Anggaran sektor pendidikan yang dialokasikan pemerintah diperparah lagi dengan tingginya angka kebocoran, semakin membuat dunia pendidikan Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lainnya. IR

KOMENTAR