AR Dieksploitasi Ibu Kandung dari Pagi Hingga Malam
Senin, 20 Juni 2016 20:38:51 995

Kadinsos Riau bersama Kadissos Pekanbaru saat Tinjau AR di RPTC
Pekanbaru, inforiau.co - Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau Syarifuddin didampingi Kepala Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru Chairani, pekan lalu melakukan peninjauan keadaan anak berinisial AR di Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC) yang merupakan korban eksploitasi ibu kandungnya.
Korban eksploitasi asal Kabupaten Kepulauan Meranti ini dirujuk ke Dinas Sosial Provinsi Riau berdasarkan Surat No. 460/DSTKT/V/2016/240 dari Dinsosnakertrans Kabupaten Meranti, dan langsung dibawa ke RPTC bersama Ibunya.
Seperti diungkapkan salah seorang tetangga korban Alahari, anak berisial AR (8 tahun) ini kerap disuruh ibunya mengemis. Dan ibunya sendiri juga mengaku pernah mencubit AR jika dia tidak mau mengemis. Bahkan paman AR mengaku AR diajak mengemis oleh ibunya dari pagi hingga malam hari.
"Ibunya sudah beberapa kali dinasehati sang paman, tetapi tetap tidak dihiraukan oleh ibu AR. Akibat dari intimidasi dari ibunya, AR menjadi anak yang kasar dan nakal, apalagi jika pada saat mengemis tidak diberikan uang maka AR akan melempari batu dan meludahi orang yang tidak memberikan uang tersebut," katanya.
Terindikasi bahwa AR memang dieksploitasi oleh ibunya, tetapi kasus tersebut tertutup oleh kebiasaan atau mental Gepeng yang disebabkan tindakan ibunya selama ini. Dan dari sikaf AR saat ini tidak menunjukkan lagi adanya tanda-tanda trauma akibat intimidasi dari ibunya tersebut.
Seperti diketahui, AR sudah beberapa kali berusaha kabur dari pendataan Pekerja Sosial. Dan pada tanggal 1 Juni 2016, AR dititipkan ke Dinas Sosial Kota Pekanbaru. Setelah diperiksa, dari AR ditemukan barang-barang berupa uang dengan nominal yang cukup besar, serta surat pembelian emas dan buku rekening.
Kadinsos Provinsi Riau Syarifuddin menyayangkan hal ini bisa terjadi, mengingat telah diberlakukannya Peraturan Daerah (Perda) di setiap Kabupaten/kota terkait dengan penertiban gepeng/pengemis yang semakin lama semakin meningkat jumlahnya.
"Kita berharap kedepan tidak adalagi kasus seperti ini. Cukuplah ini, namun untuk mewujudkan itu tentu perlu kerjasama semua pihak. Sebab permasalahan gepeng dan pengemis ini sesungguhnya adalah salah satu penyakit masyarakat yang harus mendapat perhatian kita semua," ujarnya. AWI