Diskes Bengkalis Gelar Sosialisasi Pemberantasan DBD

Senin, 02 Mei 2016 20:37:05 703
Diskes Bengkalis Gelar Sosialisasi Pemberantasan DBD
Bengkalis, inforiau.co - Dinas Kesehatan menggelar sosialisasi lingkungan sehat dengan melalui pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN-DBD) oleh Juru Pamantau Jentik (Jumantik), Sabtu (30/4).
 
Kegiatan yang dipusatkan di Desa Brancah Kecamatan Bantan itu merupakan upaya untuk menurunkan populasi nyamuk penular DBD (aedes aegypty) Kegiatan sosialisasi dengan metode Participatory Hygiene Sanitasi Transfomation (PHAST) berlangsung di luar gedung kantor desa Brancah dengan jumlah peserta yang hadir 50 warga masyarakat.
 
Mereka terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa Kepala RW/Dusun, tokoh masyarakat, termasuk ibu-ibu rumah tangga dan rombongan tim sosialisasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, yang terdiri dari Kasi kesehatan Lingkungan dan pengelola program, dan petugas sanitasi Puskesmas dan petugas promosi kesehatan, bidan desa kader jumantik desa.
 
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, Moh Sukri mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bengkalis mengharapkan kepada seluruh warga agar bersatu, bahu membahu dan bekerjasama melakukan pencegahan, penanggulangan dan pemberantasan penyakit DBD, karena DBD adalah musuh bersama.
 
“Jadi lindungilah seluruh anggota keluarga dengan melaksanakan PSN-DBD melalui kegiatan 3M Plus seperti menguras tempat-tempat penampungan air minimal seminggu sekali atau menaburinya dengan bubuk abate untuk membunuh jentik nyamuk. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air agar nyamuk Aedes aegipty tidak bisa bertelur. Mengubur dan membuang barang-barang bekas seperti Ban bekas, kaleng bekas yang dapat menampung air hujan,” ujarnya.
 
Selanjutnya yang dimaksud dengan Plus, sambung Sukri, adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti: (1) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, (2) Menggunakan kelambu saat tidur, (2) Menanam tanaman pengusir nyamuk, (3) memelihara ikan yang dapat jentik nyamuk, (4) Menghindari daerah gelap di dalam rumah agar tidak ditempati nyamuk dengan mengatur ventilasi dan pencahayaan.
 
(5) Memberi bubuk larvasida pada tempat air yang sulit dibersihkan, (6) Tidak menggantung pakaian di dalam rumah serta tidak menggunakan hordeng atau korden gelap yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, tambah Kepala Dinas Kesehatan.
 
Sementara itu, Kepala Bidang Pemecahan Masalah Kesehatan dan Lingkungan, Irawadi menyampaikan kegiatan sosiialisasi lingkungan sehat ini sangat terkait dengan faktor perilaku dan faktor lingkungan.
 
Sehingga dapat mengubah perilaku masyarakat dan lingkungannya ke arah perilaku dan lingkungan yang bersih dan sehat. Lingkungan yang tidak kondusif untuk hidup nyamuk Aedes aegypti, merupakan faktor paling penting untuk memutuskan rantai penularan penyakit DBD. MC

KOMENTAR