Jefry Noer Sebut Ada Guyonan PT. BSP adalah 'Bumi Sanak Pamily', Perlu Audit dan Rombak Manajemen

Pekanbaru - Tokoh Forum Tokoh Etnis (FTE) Provinsi Riau, Jefry Noer, mengungkap adanya 'guyonan' di tengah masyarakat tentang kepanjangan dari PT. BSP yaitu 'Bumi Sanak Pamily". Padahal kepanjangan PT. BSP adalah PT. Bumi Siak Pusako.
Keluarnya guyonan itu tidak terlepas dari anggapan bahwa PT. BSP dianggap sebagai perusahaan keluarga. Hal itu disebabkan karena lambannya gerak manajemen PT. BSP.
FTE Riau selain merekomendasi pemecatan Direktur Utama (Dirut), juga merekomendasikan pemegang saham untuk melakukan audit keuangan BUMD PT. Bumi Siak Pusako (BSP) menggunakan auditor independen.
Tokoh Riau asal Kampar, Jefry Noer mengatakan, audit keuangan BSP menggunakan jasa auditor independen agar hasilnya benar-benar maksimal, karena tidak bisa dipengaruhi oleh pihak luar atau pihak lain.
"Mengapa perlu diaudit? Agar ketahuan berapa pendapatan dan pengeluaran, kok bisa pipa rusak kemudian perbaikannya begitu lama," kata Jefry yang sebelumnya juga menjabat Bupati Kampar dua periode.
"Masalah pipa yang katanya bocor itu, harus dijelaskan juga benar bocor apa koyak? Lama betul perbaikannya sudah lebih tiga minggu tak siap-siap," katanya lewat telekomunikasi saat dihubungi pada Selasa (26/3/2024).
Jefry Noer juga mengungkap adanya 'guyonan' di tengah masyarakat tentang BSP yang dianggap sebagai perusahaan keluarga. "Saya dengar-dengar, BSP lah berubah pula kepanjangannya jadi Bumi Sanak Pamili (family)," kata Jefry.
Dia menjelaskan, 'guyonan Bumi Sanak Pamily' yang berkembang di tengah masyarakat saat ini merupakan 'tamparan' bagi manajemen BSP yang memang dipenuhi dengan keluarga atau kerabat para pemegang saham.
"Itu masih masalah karyawan, belum lagi masalah kejadian kemarin, pipa koyak dibilang bocor, bangunan kantor BSP juga sampai sekarang tak siap-siap," katanya.
Menurut Jefry, segera pemegang saham untuk melakukan audit keuangan secara independen dan kemudian melakukan investigasi atas 'kasus pipeline congeal' atau kebocoran dan penyumbatan pipa transfusi minyak bumi ke tangki penimbunan yang merugikan negara dan daerah.
"Setelah itu, baru kemudian menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) untuk merombak atau mengganti direksi BSP. Jangan dibiar-biarkan, kalau mau BUMD maju," kata Jefry. (fzr)