Karyawan Alfamart Buntung

Minggu, 03 Januari 2016 21:30:21 3027
Karyawan Alfamart Buntung
Pekanbaru, inforiau.co - Nasib buruk menimpa Ady Prasetyo (27). Perantau asal Tegal, Jawa Tengah ini harus kehilangan kedua tangannya karena diamputasi. Kedua kakinya juga patah. Padahal, dia merantau ke Pekanbaru untuk mencari biaya persalinan istrinya yang kini sedang hamil 9 bulan.
 
Nasib naas itu terjadi ketika dia mengerjakan proyek pole sign, shop sign serta lisplank toko gerai Alfamart di Jalan Sigunggung yang berada dibawah PT Sumber Alfaria Trijaya tbk pada 2 November 2015 lalu.
 
Kedua tangan suami Juriyah (20) ini hangus akibat setruman listrik saat peristiwa nahas dialaminya, yang mengakibatkan tangannya terpaksa diamputasi, kakinya patah karena terlempar saat kejadian. 
 
Mirisnya, kecelakaan kerja yang nyaris merenggut nyawa pemuda Tegal ini justru diabaikan pihak Alfamart Pekanbaru hingga dua bulan. Pasca kejadian, korban tak sekalipun mendapatkan santunan untuk biaya berobat.
 
Tak sampai di situ, pemenang proyek tersebut atau mandor yang mengajaknya bekerja juga terkesan lepas tangan terkait pengobatan perantau yang malang ini.
 
Ady Prasetyo saat ini masih dirawat di salah satu rumah warga di Jalan Rajawali, Gang Gajus No 17. Ia kini hanya tergeletak tidur sembari menahan sakit karena kedua tangannya diamputasi. Kakinya masih dipasangi gip karena patah dan terlihat menghitam akibat tersetrum listrik.
 
"Saya itukan awalnya bekerja bersih-bersih lampu yang ada di plang Alfamart, tapi tau-tau ada kabel yang tak sengaja saya pegang hingga akhirnya saya kesetrum. Pas dilarikan ke klinik sampai RSUD saya sudah tak sadarkan diri," kata Adi.
 
Dikatakan Adi, sebelum dirawat oleh keluarga Ponimin, ia bersama dengan istrinya tinggal dengan mandornya yang berada di Limbungan. Namun, saat mengetahui tangannya diamputasi, mandor yang bernama Ia malah mengusirnya.
 
"Tak tau kenapa kok saya sampai disuruh pergi dari rumah itu. Karena saya tak punya keluarga, makanya Pak Ponimin yang sudah kayak bapak sendiri di Pekanbaru merawat saya," ujarnya.
 
Dikatakannya, selama menderita sakit ia belum pernah dijenguk oleh mandor ataupun pihak dari Alfamart. Meski tak berharap lebih, Ia hanya meminta kepada pihak mandor dan Alfamart bisa menjenguknya.
 
"Yang sering menengok ya paling warga sekitar yang berada di rumah Pak Ponimin. Kadang ada yang suka rela kasih bantuan untuk sekedar makan. Saya pun jujur tak mampu membeli obat, makanya sekedar obat penghilang rasa pun tak ada," imbuhnya.
 
Sementara itu, Ponimin saat ditanyakan mengatakan pihaknya tak mempedulikan asal-usul Adi Prasetyo. Baginya menolong sesama umat beragama yang paling utama.
 
"Kalau dibilang kasihan tentu iya. Makanya kami rawat agar Adi sampai sembuh. Tapi apalah daya, bantuan yang saya berikan ini juga tak seberapa," kata Ponimin.
 
Bahkan, diceritakan Ponimin, pihaknya sudah pernah menghubungi mandor yang mengajak kerja Adi untuk sekedar menjenguk. "Saya sudah pernah telfon, tapi mandornya itu malah bilang tak akan menjenguk korban. Ya apa boleh buat, mungkin dia juga tak mau ambil pusing dan bertanggung jawab,"tuturnya.
 
"Kita sudah telepon berkali-kali mandornya, malah kami yang dikata-katain. Manalah hati nurani orang itu, jangankan untuk bertanggung jawab, menjenguk pun tak ada," kata Poniman.(ir1/hrc)

KOMENTAR