Langkah Firdaus Timpang
Kamis, 10 Agustus 2017 20:22:25 907

Pekanbaru, inforiau - Kejutan politik justru terjadi di Partai Demokrat Riau. Setelah drama Pemilihan Gubernur Riau ditayangkan, percaturan politik di Riau cenderung berjalan lamban.
Riak di partai dan atau para calon cenderung membosankan. Namun tanpa diduga datang suspensi di luar perkiraan penonton. Panggung drama jadi bergeliga setelah Partai Demokrat Riau mengubah peta.
Itulah yang terjadi pada Musyawarah Daerah (Musda) Partai Demokrat Riau, kemarin.
Mulai persiapan hingga pemilihan, drama berjalan dengan cepat. Trailer yang dihadirkan Partai Demokrat menjadi viral bagi pemerhati perpolitikan di Riau.
Bagaimana tidak, ketika dua nama digadang-gadang bakal memimpin partai berlambang mercy itu di Riau, yaitu Dr H Firdaus ST MT dan Drs H Achmad MSi, ternyata dalam beberapa hari saja langsung berubah arah. Endingnya adalah Rabu (9/8/2017), nama yang tidak masuk bursa sebelumnya malah jadi pemenang. Dia adalah Asri Auzar, anggota DPRD Riau daerah pemilihan Rokan Hilir.
Terpilihnya Asri Auzar secara aklamasi memang benar-benar mengubah peta. Bukan hanya karena Asri Auzar tidak diperhitungkan sebelumnya, tapi lebih pada frame Firdaus yang kehilangan daya tarik. Nama Firdaus yang selama ini di atas angin tiba-tiba tersaput badai. Perannya semakin kabur karena lawan mainnya, Achmad malah moncer dan mendapat tepukan riuh dari penonton. Apa sebab, karena ternyata Asri Auzar dengan jelas dan terang menyatakan dukungan Partai Demokrat Riau kepada Achmad.
''Terima kasih kepada Pak Achmad yang sudah membesarkan Partai Demokrat Riau. Sudah saatnya pengurus Partai Demokrat di seluruh daerah memberikan dukungan kepada Pak Achmad,'' katanya dengan lugas.
Karena yang terpilih Asri Auzar dan Asri Auzar dengan terus terang mendukung Achmad, tentu saja ini menghadirkan galau kepada Firdaus. Kans Firdaus untuk mendayung perahu Demokrat jadi semakin sempit. Kalaupun keputusan mengusung calon ditentukan DPP Partai Demokrat alias di tangan Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono, tapi tentu saja kekalahan ini akan menjadi bahan pertimbangan sendiri bagi sang maestro untuk memberikan surat dukungan.
Achmad pun nampaknya sumringah dengan kemenangan Asri Auzar. Walaupun bukan dia yang menang tapi terlihat jelas bahwa kemenangan Asri Auzar adalah kemenangan dia. Hal itu terlihat bahwa sang ketua baru dengan tegas mengatakan akan mendukung dia untuk menjadi calon gubernur Riau 2018-2023.
Lalu, bagaimana dengan nasib Firdaus yang biasa disapa CFD itu? Apakah langkahnya tetap mulus menuju kursi Riau 1?
Seperti diketahui, CFD sudah beberapa kali dengan lugas menyatakan akan maju menjadi calon gubernur Riau. Dia, selain representasi teknokrat, juga mampu mewakili suara Riau daratan, terutama wilayah Pekanbaru dan Kampar. Dua kawasan ini adalah lumbung suara, dua dari lima penghasil suara terbanyak di Riau selain Rokan Hilir, Bengkalis, dan Indragiri Hilir.
Pun, Firdaus juga sudah dideklarasikan masyarakat Kampar sebagai calon gubernur. Karena, CFD memang lahir dan besar di Kampar walaupun kemudian dia melanglang buana ke berbagai daerah sebagai pamong yang lama dibesarkan di Dinas Pekerjaan Umum.
Dengan tidak terpilihnya Firdaus sebagai Ketua DPD Demokrat Riau, tentu hal ini akan membuat langkahnya timpang. Paling tidak, satu kaki yang harusnya milik dia, yaitu Partai Demokrat, kini sudah melayang. Walaupun belum dipastikan SBY akan memilih Achmad, tapi yang jelas untuk memilih CFD tentu akan lebih berat.
''Langkah Firdaus akan timpang. Kepercayaan publik kepadanya akan berkurang. Kepercayaan dirinya juga akan drop,'' kata Fadlan, seorang warga yang ditemui Inforiau.
Benarkah langkah CFD akan benar-benar timpang? Apakah ini akan menyurutkan niat CFD untuk terus maju?
Salah seorang tim pemenangan CFD, Supirman, mengaku itu tidak terlalu berpengaruh pada pencalonan Firdaus sebagai calon gubernur.
''Itu kan cuma pemilihan Ketua DPD, bukan pemilihan calon gubernur,'' kata Supirman enteng.
Apapun jawaban yang disampaikan Supirman, tapi yang jelas ketika Musda kemarin, CFD memang hadir ke arena Musda. Dia hanya sebentar berada di sana. Setelah menyalami Asri Auzar, meskipun pemilihan dimulai, CFD memang memilih pulang. Dia langsung berangkat ke kantor PAN Riau di Jalan Arifin Achmad untuk mengembalikan formulir pendaftaran.
Apakah kepergian CFD dari arena Musda suatu pertanda pula?*1