Menggenggam Awan Ulu Kasok

Senin, 10 Juli 2017 18:30:49 1785
Menggenggam Awan Ulu Kasok
Ulu Kasok
Oleh Saidul Tombang
 
Dalam tiga hari, dua kali saya ke Ulu Kasok, wisata alam di Kabupaten Kampar yang kini sudah mendunia. Kunjungan pertama saya datang petang. Kunjungan kedua pagi. Tak ada yang berbeda. Pengunjungnya tetap ribuan orang! Tetap padat. Nak ngambil foto dengan angle menarik pun harus berebut.
 
Ulu Kasok memang fenomena unik di tahun 2017. Kampanye melalui media sosial dan media mainstream adalah iklan gratis paling masif yang didapat secara gratis oleh Ulu Kasok. Nama Ulu Kasok pun mendunia. Wisatawan asing pun mulai berdatangan untuk menikmati pemandangan dari ketinggian Ulu Kasok. Kalau saya Gubernur Andi Rachman atau Bupati Azis Zaenal, saya akan datang ke sana untuk selfie supaya Ulu Kasok lebih mendunia.
 
Ulu Kasok memang istimewa. Lokasinya dengan Pekanbaru. Cukup 2 jam perjalanan darat. Kalau dari Bangkinang hanya sekitar setengah jam saja. Letaknya persis di pinggir jalan lintas Pekanbaru-Bukittinggi. Tinggal mendaki (nah, ini yang berat) sekitar 500 meter, Anda sudah sampai ke spot terbaik Ulu Kasok.
 
Kalau Anda ahli selfie, ini adalah surganya. Dari sudut manapun gambar diambil, hasilnya tetap bagus. Apalagi kalau tepat pada angle terbaik, view-nya bisa mengalahkan Ulu Batu di Bali dan Raja Ampat di Papua. Gugusan pulau di rendaman air PLTA Kotopanjang, menghasilkan lukisan alam yang luar biasa indahnya. Kalau Tuhan tidak berkehendak lain, lukisan ini tidak akan berubah. Tidak akan kehilangan keindahannya. Apakah ketika air PLTA naik atau surut. Bahkan ketika air PLTA sedang surut, maka tepi air memberikan gambaran pantai putih dari kejauhan. Dari ketinggian Ulu Kasok, kita bisa menggenggam awan, bermain dengan embun dan udara segar ketinggian.
 
Hebatnya, di sana bukan hanya Ulu Kasok spot yang tersedia. Banyak lokasi lain yang juga mempunyai angle menarik. Sebut aja Pukatan, ini adalah spot yang juga tak kalah indahnya. Bahkan, di Pukatan ini fasilitasnya agak lebih m emadai. Ada tangga naik. Tersedia juga rumah pohon, dan spot khusus untuk selfie. Di beberapa tempat juga tumbuh spot-spot baru dengan menu utama pemandangan indah pulau timbul Danau PLTA Koto Panjang.
 
Di tengah geliat wisata tanah tinggi dan pulau timbul itu, saya melihat gairah wisata di Kampar sedang menggelora. Karena ternyata bukan hanya Ulu Kasok dan Pukatan yang muncul, tapi juga air terjun, Lubang Kolam, Sungai Bukit Kapur, dan sejumlah objek lain yang juga luar biasa. Dan, ini hebatnya, hampir semua objek wisata itu dikelola secara otodidak dan mandiri oleh masyarakat. Bukan hanya lokasinya, tapi juga fasilitas dan promosinya. Makanya jangan heran kalau hampir semua objek wisata itu fasilitasnya sangat sederhana dan bahkan memprihatinkan.
 
Pertanyaan sederhana saya, ketika gelora ini sedang membuncah, kemana pemerintah? Apa kontribusi Pemerintah Kabupaten Kampar untuk menunjang pariwisata ini? Kita berharap banyak pada pemerintahan Azis Zaenal. Semoga dia mempunyai terobosan untuk meningkatkan pariwisata Kampar.
 
Bukankah kita sepakat bahwa masa depan lumbung duit adalah pariwisata?

KOMENTAR