Pedagang Salahkan Desain Bangunan Pasar Rumbai

Senin, 10 April 2017 11:38:18 2855
Pedagang Salahkan Desain Bangunan Pasar Rumbai
Rumbai Pesisir, Inforiau.co - Para pedagang yang berjualan di Pasar Rumbai, mengeluh dengan semakin sepinya pembeli di pasar itu. Bahkan, karena sepinya pembeli, banyak di antara mereka yang tidak berjualan. Kios-kios yang biasanya dipakai pedagang malah ditutup.
 
Pantauan di Pasar Rumbai, kemarin terlihat pasar yang mulai berdiri sejak 2009 ini begitu lengang. Sangat sedikit terlihat aktivitas jual beli di kios-kios pedagang. Di los-los pasar, hanya beberapa orang pengunjung yang berjalan. Tidak seperti pasar-pasar yang semestinya.
 
Kios-kios pedagang di pasar itu terlihat juga banyak yang ditutup. Kalaupun ada yang buka, hanya bagian depan saja. Sedangkan bagian belakang lebih banyak yang ditutup ditinggalkan pemiliknya. Di halaman depan pasar, juga sedikit kendaraan yang parkir. Ini membuktikan minimnya pengunjung.
 
"Kios di pasar ini ada sebanyak 214 petak. Di lantai satu sebanyak 104, dan di lantai dua sebanyak 110. Dari banyak kios yang ada di sini, yang dibuka oleh pedagang hanya separuh. Sekitar 100 pedaganglah," kata Amrizal (40), salah seorang pedagang di Pasar Rumbai.
 
Banyaknya kios yang tutup katanya, karena pedagang sudah mulai bosan dengan kondisi sepinya pembeli. Kalaupun buka, jual beli hanya sedikit. Bahkan, dalam sehari ada dagangan pedagang yang tidak laku. "Bisa dihitung jari jumlah pengunjung di sini," sebutnya.
 
Kondisi ini, membuat banyak pedagang yang rugi. Bahkan, untuk mencukupi keperluan sehari-hari mereka saja susah. Ia juga menyebutkan, kondisi ini membuat para pedagang sayuran dan daging atau keperluan harian lainnya berpindah ke pasar kaget.
 
"Sekarang ini banyak pedagang yang nunggak bayar retribusi yang dibayar sebesar Rp103.500 per bulan. Ya, pemasukan kita itu yang sedikit. Untuk makan saja susah," sebutnya.
 
Resmawati (45), pedagang lainnya juga mengakui kondisi semakin sepinya pasar. Ia menilai, kondisi ini disebabkan oleh desain bangunan pasar yang tidak seperti desain pasar. Desain bangunan ini lebih menyerupai bangunan museum atau bangunan kantor pemerintah.
 
"Bentuk bangunannya yang salah. Masa pasar pagarnya tinggi. Toko-toko rendah dari jalan. Tertutup pula. Orang mengira ini bukan bangunan pasar. Orang kira ini adalah kantor camat atau museum," sebutnya.
 
Penyebab lainnya kata Resmawati, masalah parkir. Semestinya, pasar ini digratiskan parkirnya. Kalau parkir berbayar, membuat banyak orang enggan datang ke pasar. "Kadang orang hanya membeli bawang prei, parkir bayar pula," katanya.
 
Kondisi ini juga diperparah dengan banyaknya muncul pasar kaget dan bisnis-bisnis waralaba. Dengan begitu, masyarakat lebih memilih untuk berbelanja di sana. Terkait dengan bisnis waralaba katanya, pemerintah harus selektif dalam menerbitkan izin.
 
"Toko-toko modern menjamur di mana-mana. Tentu orang lebih memilih belanja di sana. Yang dirugikan kami juga yang pedagang kecil ini," sebutnya. ir24
 

KOMENTAR