Pembunuhan Biduan Tanjungsengkuang Batam, Seperti Ini Adegan yang Dipergakan

Inforiau - Rekonstruksi kasus pembunuhan biduan Riska Pirawati di Tanjungsengkuang digelar Selasa (20/12).
Dari 12 adegan yang direkonstruksi, adegan kelima merupakan klimaks dari pembunuhan yang dilakukan Resa Pahlewi terhadap istrinya itu.
Kasus pembunuhan Riska Pirawati sempat menghebohkan masyarakat Batam, Jumat (2/12). Namun, polisi dapat menangkap suaminya berselang 3 hari kemudian di Kawasan Tiban Koperasi.
Rekonstruksi ini tidak dapat dilaksanakan di rumah korban. Sebab pihak keluarga tak sanggup mengenang peristiwa yang menimpa Riska di kamar tempat biduan itu terbunuh.
Polisi pun menggeser lokasi rekonstruksi di sebuah kos-kosan di Kawasan Tanjung Sengkuang. “Rekonstruksi dilakukan di kos milik Pak RT,” kata Jaksa Penuntut Umum Dedi Januarto Simatupang seperti dimuat Batampos.
Kejadian berawal saat tersangka memasuki kamar yang didalamnya ada korban Riska, Selasa (29/11). Resa memulai percakapan dengan korban, ia menanyakan mengenai hubungan mereka mau dibawa kemana.
Riska saat itu menjawab ingin cerai. Namun, Resa tidak menerima jawaban itu, sebab merasa korban terlalu membesar-besarkan masalah. Resa mencoba menenangkan hati istrinya, Riska, dengan memeluknya yang saat itu sedang berdiri.
Namun, pelukan itu ditolak oleh Riska. “Jangan sampai kita bunuh-bunuhan lagi,” kata korban saat itu sembari menunjuk ke tersangka, Resa, dikutip dari berita pemeriksaan.
Perkataan korban tidak mengurungkan niat Resa, untuk memeluk korban. Ia kembali mencoba memeluk korban, sembari meminta korban agar memperbaiki hubungan mereka. Namun, saat itu korban menepis tangan Resa.
Meski ditepis korban, Resa tetap berusaha memeluk korban. Sembari memeluk korban inilah, Resa mengingat-ingat semua perlakuan yang diterimanya. Resa lalu mengambil botol minuman merk beer bintang ukuran 220 mililiter yang berada di atas lemari, lalu memukul kepala bagian belakang istrinya, Riska.
Tak puas dengan hal itu. Resa mencoba memaksa korban melakukan hubungan suami istri, sembari memukul pelipis kanan korban. Riska pun mencoba melawan dari bekapan Resa. Namun, kekuatan Resa yang besar, membuatnya tak berdaya.
Di adegan kelima, Resa memukul kembali bagian dagu istrinya. Lalu, Resa mencekik leher istrinya. Hingga akhirnya, Riska tidak bergerak lagi. Resa sempat mengelap bagian darah di telinga kiri dan pelipis korban dengan menggunakan jilbab.
Usai mengelapnya, jilbab yang berlumuran darah itu dibersihkannya di kamar mandi dan dijemur di samping rumah. Lalu, Resa masuk kembali ke kamar dan meminta maaf kepada korban yang diperkirakan sudah meninggal dunia.
Resa lalu duduk di ruang tamu, sembari merokok. Sekitar pukul 17.45 ibu korban naik ke lantai dua untuk salat Magrib. Lalu pukul 19.00 ibu korban turun ke lantai I dan bertanya ke pelaku, dimana Riska.
“Mana mimi (Riska), enggak kerja,” kata ibu korban bertanya ke Resa.
Resa menjawab pertanyaan mertuanya dan mengatakan bahwa Riska sedang tidak bekerja, kecapean dan kepalanya sakit. Sekitar pukul 21.30, Resa masuk ke dalam kamar. Ia memeluk korban dan menatap wajah istrinya sembari mengucapkan kata maaf.
Lalu, ia menutupi muka dan badan istrinya dengan menggunakan selimut. Sekitar pukul 23.00, Resa keluar dari rumah mertuanya dan melarikan diri dengan membawa mobil milik istrinya.
Rabu (30/11), pukul 06.00, ibu korban turun dari lantai 2 dan memasak air panas. Ia melihat tidak ada mobil korban di depan rumah. Ia menyuruh anak korban berusia 4 tahun masuk ke dalam kamar.
Usai dari kamar ibunya, balita itu mengatakan ke neneknya (ibu korban) bahwa ayahnya tidak ada di dalam kamar. Usai mendengar jawaban itu, ibu korban naik ke lantai 2 dan menuju ke kamar anaknya.
Saat memasuki kamar, ia mendapati kamar tersebut gelap. Beberapa kali mencoba menekan saklar lampu, tapi tak kunjung hidup. Lalu, ia berinisiatif memutar bola lampu. Begitu lampu hidup, ia melihat anaknya, Riska sudah tidak bernyawa dan ditutupi selimut.
Ibu korban sempat menelpon Resa dan mengirim pesan singkat yang meminta pelaku pulang. Resa menjawab pesan itu dan menyatakan ingin pulang. Namun, hingga ia ditangkap polisi, tak pulang-pulang ke rumah.
Adegan rekonstruksi ini diamankan oleh jajaran Personel Polsek Batuampar. Unit reskrim Polsek Batuampar, jaksa penuntut umum, tim inafis Polresta Barelang, Ketua RT dan pihak keluarga korban hadir menyaksikan jalannya rekonstruksi ini. *