Pemprov Sumbar Dorong Masyarakat Dirikan Bangunan Tahan Gempa

Sumbar, Inforiau.co - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mendorong masyarakat untuk mempertimbangkan potensi gempa bumi saat mendirikan bangunan, agar jumlah korban akibat tertimpa bangunan bisa diminimalkan jika bencana terjadi.
"Sekarang sebagian besar bangunan di Sumbar tidak mempertimbangkan gempa. Terutama bangunan masyarakat kurang mampu di pedesaan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Rumainur di Padang, Kamis.
Ia mengatakan itu terkait evaluasi gempa 5,5 SR yang melanda daerah itu, Sabtu (21/7) dan mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan 85 unit bangunan rusak.
Menurutnya konstruksi bangunan yang rusak itu sangat tidak ramah gempa karena hanya berdinding hollow brik tanpa plester.
Prinsip desain bangunan tahan gempa mulai dari pondasi hingga atap bangunan tidak diperhatikan saat membangun.
Kondisi ekonomi masyarakat diduga menjadi penyebab utama bangunan di Sumbar tidak ramah gempa, karena komponen untuk membuat bangunan sesuai standar itu lebih mahal sekitar 30-50 persen daripada bangunan biasa.
Bupati Solok, Gusmal sebelumnya mengatakan banyaknya bangunan yang rusak karena gempa, harus menjadi pelajaran bagi masyarakat agar ke depan saat ingin mendirikan bangunan, menggunakan desain tahan gempa.
"Kabupaten Solok cukup rentan terhadap gempa bumi karena dilewati segmen Sianok. Kita juga ada gunung api aktif yaitu Gunung Talang karena itu bangunan yang didirikan harusnya tahan gempa," katanya.
Pakar bangunan tahan gempa cukup banyak di Sumbar. Di Dinas PU Solok menurut Gusmal juga ada ahlinya hingga masyarakat bisa belajar tentang hal itu.
Pemerintah daerah ke depan juga akan lebih aktif untuk mensosialisasikan desain bangunan tahan gempat tersebut agar masyarakat dan tukang bangunan menjadi lebih paham.
Namun biaya untuk mendirikan bangunan itu memang lebih besar daripada bangunan biasa sehingga masyarakat enggan membangun dengan desain itu.
Provinsi Sumbar merupakan daerah dengan potensi bencana yang komplek diantaranya gempa dan tsunami.
Gempa besar terakhir terjadi pada 2009 dengan kekuatan 7,8 SR dan meluluhlantakkan ratusan ribu bangunan di Sumbar. Jumlah korban tewas yang tertimpa bangunan juga sangat banyak mencapai 1.195 orang.
Pascagempa itu pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) telah mensosialisasikan bangunan tahan gempa pada masyarakat.
Bahkan tukang di daerah itu juga dilatih membangun rumah tahan gempa.
Namun setelah bertahun-tahun, ingatan terhadap gempa itu sepertinya memudar hingga bangunan tahan gempa kembali terabaikan.
Desain itu hanya digunakan untuk pembangunan kantor-kantor pemerintahan. Ant