Penemuan Vaksin Palsu di Riau

Rabu, 29 Juni 2016 11:14:28 1241
Penemuan Vaksin Palsu di Riau
foto Ferdian - Kepala BBPOM Pekanbaru eskpos temuan vaksin yang diduga palsu yang beredar di salah satu apotek yang ada di Pekanabaru.
Pekanbaru, inforiau - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pekanbaru menyebut pengedar vaksin palsu lebih leluasa memasukkan barangnya ke rumah sakit swasta ataupun klinik non pemerintah. Sedangkan Rumah Sakit milik pemerintah dijamin aman dari vaksin palsu karena udah mendapat jatah vaksin dari dinas kesehatan setempat dan melalui distributor yang ketat.
 
Hal tersebut disampaikannya dalam konfrensi pers di Pekanbaru, Selasa (28/6) kemarin terkait dugaan adanya dua jenis vaksin palsu yang ditemukan di Riau. Kedua jenis vaksin palsu tersebut adalah berjenis Anti Bisa Ular (ABS) dan ATS (Anti Tetanus Serum) masing-masing sepuluh sample.
 
Terkait adanya temuan vaksin terindikasi palsu, BPOM bersama Dinas Kesehatan Provinsi Riau melakukan pengawasan lebih ketat ke rumah sakit swasta. Dia juga meminta masyarakat yang sudah melakukan vaksin di pihak swasta mengecek perkembangan kesehatan pasca vaksin. "Pasalnya, vaksin palsu dibuat dengan cara tidak steril, meski kandungannya tidak berbahaya," kata Indra.
 
Tidak hanya kerugian secara materi karena membeli lebih mahal, masyarakat yang telah menggunakan vaksin palsu tidak mendapatkan imun terhadap penyakit. "Vaksin itu berfungsi menciptakan imun ataupun kekebalan terhadap sesuatu penyakit. Inilah kerugian yang dialami masyarakat sehingga nantinya rentan terhadap suatu penyakit karena vaksin palsu tidak bereaksi menjadi imun," kata Indra.
 
Indra menyebutkan, vaksin palsu tidak mengandung imun atau kekebalan terhadap penyakit. Vaksin palsu hanya berisi cairan infus yang kemudian dimodifikasi sedemkian rupa sehingga mirip vaksin asli.
 
"Kemudian untuk mengedarkannya, pengedar memalsukan laber farmasi resmi dan memalsukan pula faktur distributor resmi supaya penerima tertipu," sebut Indra.
 
Dikatakan Indra ditemukannya vaksi palsu ini setelah BPOM melakukan membeli vaksin dengan cara menyamar. Dalam aksinya BPOM dibackup pihak kepolisian. "Kita memantaunya secara undercover, jadi kita menyamar sebagai pembeli yang di back up oleh pihak kepolisian. Kita membeli vaksin ini seharga Rp400 ribu rupiah perbotolnya," jelas Indra.
 
Menurut Indra, penyamaran ini dilakukan dikarenakan pihak terkait yang menyebarkan vaksin palsu di Kota Pekanbaru, belum dijatuhkan status sebagai tersangka. 
 
Kemudian, Indra menuturkan bahwa vaksin yang didapatkan akan dikirim ke Balai BPOM pusat untuk uji laboratorium dan akan di ekspos pada tanggal 30 Juni mendatang. 
 
Dijelaskan lagi, bahwa vaksin palsu yang tersebar merupakan campuran dari cairan infus dan antibiotik yang mana tidak memiliki efek kepada pengguna selain tak berfungsinya vaksin yang diharapkan yaitu memunculkan anti body atau kekebalan bagi tubuh. 
 
Dari data yang didapatkan, perbedaan antara vaksin palsu dan asli terletak pada tekstur cairan dimana vaksin palsu lebih kasar dibandingkan yang asli.
 
Belum Ada Tersangka
Pengedar vaksin diduga palsu di Pekanbaru masih berkeliaran bebas. Sejak dinyatakan adanya peredaran vaksin yang merugikan masyarakat ini oleh BPOM di Pekanbaru, pelakunya belum ditangkap kepolisian.
 
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau Kombes Rifai Sinambela dikonfirmasi mengaku belum menerima laporan ataupun surat koordinasi dari BPOM di Pekanbaru. "Sejauh ini belum ada laporannya dari BPOM," kata Rifai.
 
Sementara itu, Kapolresta Pekanbaru AKBP Toni Hermawan secara terpisah, dilansir faktariau, menyebut akan mendalami adanya temuan BPOM ini. "Pasti akan kita dalami siapa, dari mana sumbernya dan pemasarannya," sebut Toni.
 
Mantan Kapolres Kota Dumai ini menyebut pihaknya telah mengerahkan Satuan Intelijen dan Satuan Reserse Kriminal melakukan penyelidikan. IR/AMN/FER

KOMENTAR