Pengusaha Keranjang di Rohul Terus Merugi

Rabu, 20 April 2016 23:06:32 1636
Pengusaha Keranjang di Rohul Terus Merugi
Pengrajin rotan di Rokan Hulu mengaku terus merugi akibat rendahnya daya beli masyarakat.
Rokan Hulu, inforiau.co - Pengusaha keranjang di Desa Pekantebih, Kecamatan Kepenuhan Hulu, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), kini mengeluh akibat stuasi ekonomi di Negeri Seribu Suluk dalam kondisi tidak stabil, sehingga usaha yang mereka jalani tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
 
Pendi (46), warga Pekantebih ini yang menggeluti profesi sebagai tukang keranjang sejak 5 tahun yang lalu itu, awal usahanya berjalan mulus dan baik, tetapi sejak empat bulan terakhir, ekonominya benar-benar terpuruk dan berantakan.
 
Ia menceritakan pada awalnya kerajinan yang dibuatnya tersebut laris terjual. Hal ini terbukti dengan keluarganya berhasil membangun rumah serta bisa membeli kebun kelapa sawit seluas 2 hektar.
 
Awal-awalnya Pendi mampu menjual sekitar 20 keranjang perharinya, namun pada 4 bulan terakhir hanya mampu menjual 4 keranjang perharinya. "Dulu kita masih punya anggota 10 orang, kini tinggal 4 orang lagi, sekarang sangat sepi pak, dapat makan saja sudah syukur, itupun sudah mulai terancam," ujar pria suku Jawa asal Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang merantau ke Pekantebih untuk merubah nasib dengan profesi sebagai pembuat keranjang dari rotan itu. 
 
Biasanya setiap 1 keranjang Pendi menjual seharga Rp150 ribu, kini sudah diturunkan menjadi 110 ribu itu tidak ada yang mau membelinya, sedangkan bahan bakunya dari rotan kecil dibeli dari masyarakat sekitar Rp 3 ribu per Kg untuk 1 keranjang itu harus ada sekitar 8 kg rotan.
 
"Ini mungkin penyebabnya, selain kondisi Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Rohul lagi anjlok, juga ekonomi masyarakat benar-benar sulit saat ini," tuturnya, Rabu (20/4).
 
Ketika  ditanya, apakah Pemkab Rohul ada memberikan bantuan untuk usahanya, Pendi menjawab sama sekali tidak ada, pihak Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Rohul, hanya datang untuk mengambil gambar  setelah itu mereka pun pulang dan tak datang lagi.
 
"Kini kondisi ekonomi benar-benar sulit, sudah 6 orang anggota saya terpaksa berhenti, karena tidak sanggup lagi memberikan kebutuhannya, ini kami tinggal 5 orang lagi. Saya sendiri dan empat anak buah saya, jika tidak ada perubahan ekonomi itu, saya khawatir mereka juga ini akan beralih profesinya karena sudah tidak bisa lagi mendukupi kebutuhan hidup setiap harinya,"ujarnya. MEX

KOMENTAR