PGRI: 400 Ribu Guru Honorer di Riau Menyedihkan

Rabu, 20 Januari 2016 09:21:40 1819
PGRI: 400 Ribu Guru Honorer di Riau Menyedihkan
Syahril

Pekanbaru, Inforiau - Jumlah guru honorer di Provinsi Riau saat ini masih ada sekitar 400 ribu orang lebih. Para "Cik Gu" ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah karena sebagian besar diantaranya tidak menerima honor yang layak meski tanggung jawab yang diembannya sangat besar.

Kejelasan pengangkatan guru honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil oleh Pemerintah Pusat, juga harus disikapi pemerintah daerah dengan mengeluarkan kebijakan agar kebutuhan hidup layak guru honor tetap terpenuhi.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Riau DR Syahril MSi. "Kita kasihan dengan guru yang sudah lama mengabdi namun sampai sekarang terjadi kebuntuan dan tidak ada kejelasan kapan akan diangkat menjadi PNS. Dengan keadaan seperti ini, kita berharap pemerintah daerahlah yang memperhatikan nasib hidup mereka, di Provinsi Riau saja ada lebih kurang 400 ribu orang guru honorer," kata Syahril dalam perbincangannya dengan Inforiau, Selasa (19/01).

Mantan Kepala SMKN 4 dan SMKN 2 Pekanbaru tersebut mengatakan penghasilan bulanan guru honorer bisa berasal dari sekolah ataupun pemerintah daerah, dan minimal kebutuhan standar mereka harus terpenuhi sehingga para pendidik ini bisa dengan tenang dalam mengajar. "Apakah akan kita biarkan mereka mendapatkan penghasilan yang tidak mencukupi itu, bahkan banyak mereka yang sudah mengabdi 5 atau 10 tahun ke atas, sementara usia mereka juga sudah tidak memungkinkan lagi beralih mencari penghasilan dari pekerjaan lain," jelasnya.

Ketua PGRI periode 2015 hingga 2020 ini menambahkan masih ada guru honorer yang setiap bulanannya hanya mendapat Rp300 ribu, dan itupun terkadang dirapel. "Kebijaksanaan pemerintah daerah yang kita harapkan menganggarkan dengan sungguh-sungguh pendapatan bulanan yang layak kepada guru-guru honor ini, setidaknya dengan itu walaupun belum berstatus PNS, mereka bisa total mengabdi bagi kemajuan dunia pendidikan kita, apalagi daerah terpelosok yang biaya untuk kebutuhan hidup sehari-hari mereka besar, tapi penghasilan bulanan sangat tidak memadai," pungkasnya. AWI
 

KOMENTAR