TEROR HOROR DI SARINAH

Jumat, 15 Januari 2016 21:39:59 1317
TEROR HOROR DI SARINAH
Jakarta, inforiau.co - Abi tak pernah menyangka akan mengalami pagi yang sangat mencekam. Kamis (4/1) Abi berada di dalam Starbucks saat aksi teror terjadi.
 
Pukul 09.00 WIB, Abi datang ke Starbucks yang terdapat di Menara Cakrawala mencari tempat untuk membaca dokumen-dokumen bisnisnya. Dia duduk di bangku bar agak dekat toilet. Dari posisi duduknya, Gedung Jaya yang ada di seberang Menara Cakrawala bisa terlihat jelas.
 
Sekitar pukul 10.40 WIB, tiba-tiba ledakan besar terdengar dari halaman depan Starbucks. Duar! Kaca-kaca pecah, runtuh, para pengunjung panik.
 
"Beberapa orang terkena pecahan kaca. Saya jongkok, mau lari tapi panik. Lalu ada ledakan lagi, lebih kecil dari yang sebelumnya," tutur Abi, Kamis (14/1).
 
Setelah ledakan kedua itu, kata Abi, kondisi menjadi tenang. Para pengunjung Starbucks pun mulai melarikan diri. Abi lari melompati pecahan dinding kaca Starbucks yang menghadap ke Sarinah. Sejumlah orang mengikuti langkahnya.
 
Abi terus lari menuju Sarinah, tempat mobilnya diparkir. Dalam perjalanan menuju Sarinah, Abi mendengar ledakan dari arah pos polisi yang terletak di tengah Jl MH Thamrin, dan beberapa kali suara tembakan.
 
"Saya terus lari ambil mobil. Lalu saya pulang," ujarnya.
 
Abi lantas pulang ke rumahnya di wilayah Pasar Baru. Setelah mandi dan beristirahat, sore ini dia kembali lagi ke Menara Cakrawala. Niatnya untuk mengambil barang-barang yang masih tertinggal di Starbucks.
 
"Tapi ini belum boleh sama polisi," tuturnya.
 

Skripsi Selvi Tertinggal

Salah satu korban ledakan bom di Starbucks Menara Cakrawala adalah Selvi. Dia adalah mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi.
 
Ibunda Selvi, Sifa, berada di sekitar lokasi ledakan pertama di Menara Cakrawala, Jl MH Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1) sore. Sifa menunggu diperbolehkan aparat masuk ke Starbucks yang menjadi sasaran teroris, untuk mengambil laptop putrinya yang menyimpan data draf skripsi.
 
"Putri saya jadi korban ledakan di situ," kata Sifa saat ditanya kisah putrinya.
 
Dia menuturkan, saat terjadi ledakan, Selvi sedang mengerjakan skripsi di Starbucks. Selvi duduk membelakangi dinding kaca yang menghadap ke Gedung Jaya.
 
Seorang saksi bernama Abi mengatakan ledakan pertama berasal dari luar Starbucks, ledakan kedua yang lebih kecil terjadi di dalam. Selvi, kata Sifa, terkena pecahan kaca dampak ledakan pertama.
 
"Anak saya kena pecahan kaca dari belakang. Setelah itu dia dievakuasi," tutur Sifa.
 
Selvi tak sadarkan diri, lalu dievakuasi. Barang-barangnya pun tertinggal di warung kopi asal AS itu. Kini Sifa berharap masih bisa menyelamatkan laptop yang menyimpan kerja keras putrinya untuk menyongsong masa depan.
 
Korban Tewas 7 Orang
Sementara itu Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol M Iqbal memastikan jumlah korban tewas dalam rangkaian peristiwa Bom Sarinah berjumlah tujuh orang, empat di antaranya para pelaku serangan.
 
"(Informasi) yang saya terima tujuh korban. Meninggal dunia dari pelaku dan warga, sementara satu anggota luka berat," terangnya, Kamis (14/1).
 
Iqbal membenarkan ada korban warga asing (WNA) yang tewas tertembak di Starbuck yang berada di Jakarta Theater. "Ada korban warga asing. Berapa orang saya belum bisa yakinkan," ujarnya.
 
Sedangkan korban luka, termasuk lima anggota Polri. Mereka terkena tembak, granat, dan serpihan bom berupa baut serta paku, total korban sebanyak 31 orang.
 
Perinciannya, 24 orang luka terdiri dari lima anggota Polri, empat warga asing yakni satu asal Belanda, satu asal Austria, satu warga Jerman, dan satu lagi Aljazair. Sisanya, 15 warga Indonesia.
 
Seperti diketahui, kelompok teroris meledakkan Pos Pol Plaza Sarinah yang berada di Jalan MH Thamrin. Selanjutnya mereka menyerang Starbuck Cafe yang berada di Jakarta Theater. Di sini terjadi aksi baku tembak hingga dua pelaku berhasil ditembak mati.
 
Siapa Target Utama Bom Thamrin?
"Kita tidak tahu pasti. Tapi kan kalau kita lihat yang diledakkan itu kantor polisi, Starbucks, tentu kita harus menganalisis temuan temuan apa berkaitan dengan kejadian sebelumnya, sehingga tidak bisa dikatakan apakah ini target utama atau sekadar plan b atau plan c," ujar Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.
 
Walau 5 pelaku telah mati, namun tak menutup kemungkinan ada pelaku lain yang melakukan pemantauan di lokasi lain. TNI dan Polri  terus mengumpulkan informasi.
 
"Sementara kita sampaikan pelakunya 5 tertembak, 5 itu meninggal tetapi kemungkinan-kemungkinan yang lain tentu harus tidak bisa kita abaikan begitu saja karena bisa saja pelaku melakukan aksi di sini ada memantau di tempat lain. Ada yang melakukan di sini, ada yang menunggu di tempat lain sehingga apakah pelakunya semua sudah tertangkap. Tetapi itu bukan merupakan suatu hal yang permanen. Itu bisa berkembang ke arah informasi yang lain yang kita temukan di lapangan," kata Kapolri.
 
Saat ini TNI dan Polri masih berjaga di beberapa objek vital yang ada di ibukota. "Pengamanan proyek-proyek vital, tempat-tempat umum, pusat kegiatan masyarakat kita lakukan pengamanan antara Polri dan dibantu dengan TNI. Tadi Panglima TNI bilang, aparatnya sudah siap melakukan pengamanan," jelas Badrodin. 
 
Badrodin berpesan kepada warga masyarakat untuk tetap tenang dan tak terpengaruh berita simpang siur yang beredar. Dia memastikan saat ini Jakarta dalam kondisi aman.
 
"Saya berharap masyarakat juga tidak perlu resah, tidak perlu cemas, tidak perlu khawatir, lakukan aktivitas kita sebagaimana biasa. Kita akan kejar pelakunya sampai dapat," tegas Kapolri. Dtc/Okz/Ir3

KOMENTAR