Wakil Ketua DPRD Rohul Ngamuk Tidak Terima Diberi Sembako Oleh PMI

Rohul, Inforiau.co - Wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD) Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) M. Syahril Topan mengamuk dan melempar bingkisan sembako yang diberikan oleh massa aksi yang tergabung dalam Persatuan Masyarakat Indonesia (PMI) Perjuangan diKantor DPRD Rohul pada Kamis (30/04/2020).
Pembagian Sembako ini diberikan oleh massa PMI sebagai bentuk kekecewaan terhadap kinerja DPRD Rohul yang dianggap mandul dalam penanganan dampak Corona Virus Desease atau Covid-19 di Kabupaten Rokan Hulu.
Massa aksi yang tergabung dalam PMI sebelumnya membagi paket Sembako kepada Ketua DPRD Rohul Novliwanda Ade Putra, ST. Di ruangannya dan beliau menyambut hangat kedatangan massa aksi serta menyatakan apresiasi atas kritikan yang disampaikan oleh PMI Perjuangan.
Novliwanda menyampaikan, sepanjang itu masih dalam koridor yang tepat, dirinya akan menerima kritikan dalam bentuk apapun dari masyarakat Rohul selagi itu untuk kebaikan dan pembagunan Rohul ke depannya.
"Memang kita akui penanganan COVID 19 di Rohul lamban karena terkendala aturan dari pusat yang berbelit-belit. Namun kita terus mendorong agar pemerintah kabupaten mengesa dan mempercepat penanganan masalah tersebut sehingga tidak banyak menimbulkan persoalan dan masalah sosial lainnya di tengah masyarakat." ujarnya.
Kemudian massa aksi keluar
dari ruangan Ketua DPRD Rohul dan melanjutkan pembagian sembako ke wakil DPRD Rohul M. Syahril Topan. Namun wakil ketua DPRD ini langsung emosi dan mengaku dirinya tidak terima dengan sumbangan yang diberikan itu.
"Bahkan ada ditulis di Sembako nama saya anggota DPRD. Ini pelecehan namanya. itu bukan kritikan, namun penghinaan. Bila mau mengkritik jangan ditulis nama di bungkus sumbangan, sementara dirinya mengaku sudah banyak berbuat." ujar Syahril Topan sambil melempar Sembako dari tangannya ke arah massa PMI.
Serta dengan sombongnya berucap kalau dirinya biasa membelikan Sembako untuk masyarakat satu ton per bulan dari uang gaji pribadinya dan tak diekspos.
Sementara itu Perwakilan Persatuan Masyarakat Indonesia (PMI) Perjuangan Umri Hasibuan menyampaikan bahwa bantuan Sembako yang dibagikan berisi beras tiga sendok, masker satu helai, telur puyuh dua butir dan mie instan merek Intermie satu bungkus.
"Dan ini semua adalah bentuk kritikan atas lambannya kinerja pemerintah dan legislatif dalam penanggulangan dampak Covid-19 yaitu di bidang ekonomi dan penghasilan masyarakat tidak serius untuk dipikirkan" ujarnya.
Ditambahkannya, padahal Pemkab Rohul sudah mencairkan anggaran penanganan COVID-19 tahap 1 Rp 12,6 miliar, namun bagaimana penggunaannya masih belum jelas dan belum dirasakan masyarakat terdampak COVID-19 di Rohul.
"Apakah harus nunggu masyarakat kelaparan baru pemerintah merespon?" katanya dengan nada bertanya.(kmk)