1 Penderita BDB Meregang Nyawa

Kamis, 17 Maret 2016 23:00:50 1125
1 Penderita BDB Meregang Nyawa
Tim Medis saat memeriksa pasien DBD sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Pangkalan Kerinci, inforiau.co - Nurilham, bocah berusia 6 tahun yang tinggal di Desa Sialang Indah Kecamatan Pangkalan Kuras menghembuskan nafas terakhirnya di RS Efarina Pangkalan Kerinci. Bocah ini positif terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) akibat serangan nyamuk Aedes Aegypti. 
     
''Ya dari 39 kasus DBD yang terjadi hingga 3 bulan terakhir ini, 1 diantaranya meninggal dunia. Pasien atas nama Nurilham usia 6 tahun meninggal dunia akibat DBD dan sempat dirawat rumah sakit, tapi nyawanya tak tertolong,'' kata Kadiskes Pelalawan dr Endid Romo Pratiknyo melalui Kabid P2PL Khairul,Apt, Kamis (17/3). 
   
Khairul ditemui media ini bersama Sekretaris Diskes Asril,M.Kes, Ketua Fraksi Golkar Baharudin,MH di RSUD Selasih saat mengunjungi pasien DBD yang baru Ade mutiara Rahmah (12), bocah kelas 6 SDN Desa Sialang Indah RT 01 RW 01 Pangkalan Kuras, kemarin. 
     
Menurut Khairul, Nurilham, menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (9/3) lalu. ''Korban tampak gejala DBD pada 2 Maret lalu. Sempat dirawat di RS Efarina, tapi memang agak terlambat dan tanggal 9 Maret meninggal,''bebernya. 
   
Padahal sambung Khairul, pada 22 Februari, dirinya bersama Ketua Fraksi Golkar DPRD Pelalawan telah melakukan sosialisasi sekaligus dilakukan fogging di desa tersebut. ''Korban diperkirakan digigit nyamuk pada 25 Februari, gejalanya muncul 2 Maret. Sementara fogging telah dilakukan jauh hari sebelumnya. Artinya begini, penanganan dan tindakan telah diambil dinas, tapi itu tadi fogging itu tidak memutus mata rantai nyamuk. Goro masyarakat dengan 3 M plus yang paling efektif memberantasnya,''ungkapnya.
     
Diakuinya, hingga saat ini, kendati sudah ada kasus DBD yang menimbulkan korban jiwa, Diskes belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB). ''KLB belum lah, tapi tindakan dan langkah deteksi dini sudah kita lakukan. Dan tentunya masyarakat juga harus lebih meningkatkan kesadarannya lagi untuk peduli lingkungan,''ujar Khairul sambil menyebutkan dari 39 kasus DBD yang terjadi dalam tenggat waktu lebih 3 bulan ini, paling banyak di Kecamatan Pangkalan Kerinci dengan jumlah 22 kasus. 
     
''Dulu tahun 2011 kita sempat KLB, apakah ada kaitannya siklus 5 tahunan atau sebab faktor lainnya. Namun, yang jelas sekali lagi masyarakat dihimbau untuk tidak lengah. Lakukan goro, paling tidak seminggu satu kali,''paparnya sambil mengingatkan pihak Puskesmas juga agar terus memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat. 
     
''Untuk bubuk Abate, bisa diminta ke Puskesmas terdekat. Sedangkan untuk fogging memang harus dilaksanakan gotong royong terlebih dulu. Fogging kan untuk nyamuk dewasa sementara untuk membunuh jentik nyamuk berbahaya ini harus ada upaya 3 M plus,''kata Khairul sembari menyebutkan sepanjang 2015 lalu ada 126 kasus DBD di Kabupaten Pelalawan. 
   
''Kalau ada keluarga atau siapa saja yang mengalami panas tinggi segera rujuk ke rumah sakit. Kalau terlambat yang berdampak buruk,''ujarnya. 
     
Sementara itu, pasien Ade Mutiara Rahmah (12), bocah kelas 6 SDN Desa Sialang Indah RT 01 RW 01 Pangkalan Kuras, terpaksa dirujuk ke RS Awal Bross Pekanbaru karena kondisinya cukup parah. 
     
''Keluarga Darsino (45), orang tua Ade Mutiara ini dari keluarga kurang mampu. Alhamdulillah setelah koordinasi dengan Diskes, korban bisa mendapatkan Jamkesda. Mengingat kondisinya yang cukup berat ini dan pihak dokter yang menangani di sini tak mampu, ya dirujuk ke RS Awal Bross Pekanbaru. Mudah-mudahan ditangani maksiaml dan cepat sembuh,''kata Baharudin, politis Golkar di rumah sakit kemarin. 
     
Dengan kasus DBD yang cenderung meningkat, anggota DPRD Pelalawan ini berharap pemerintah juga semakin kencang mensosialisasikan pola hidup bersih sebagai upaya mendukung salah satu program unggulan Pelalawan Sehat. APR

KOMENTAR