Adipura Melayang

Senin, 27 Juni 2016 10:20:36 920
Adipura Melayang
Para petugas kebersihan membawa mobil pengangkut sampah saat demo di depan Kantor Wali Kota Pekanbaru kemarin. FOTO FERDIAN

Pekanbaru, inforiau - Tumpukan sampah busuk masih bisa ditemukan di jalan-jalan Kota Pekanbaru. Bosan mengeluh, sebagian warga ada yang berinisiatif membakar tumpukan sampah untuk menghindari berkembang biaknya lalat yang dapat menyebabkan penyakit.

Selain menimbulkan polusi udara, persoalan sampah yang dihadapi Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru sejak tiga pekan ini bisa membuat peluang mendapatkan Piala Adipura melayang. Artinya jika penghargaan tersebut tidak diraih tahun ini, sudah dua kali pemerintahan Firdaus-Ayat kehilangan gelar kota terbersih.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pekanbaru, Zulfikri kepada wartawan merasa psisimis Kota Pekanbaru bisa menerima Piala Adipura. Kepastian itu sampai kini Wali Kota Pekanbaru, DR H Firdaus MT belum mendapatkan surat pemaparan dari Kementrian Lingkungan Hidup.

"Bisa dipastikan Pekanbaru ini gagal mendapatkan penghargaan Adipura. Sampai sekarang saja belum ada tanda-tanda dapat surat dari Kementrian Lingkungan Hidup. Padahal, hari ini (Jumat) jadwal terakhir pemaparan di kementrian dan di hadapan dewan pertimbangan Adipura," kata Zulfikri akhir pekanbaru.

Lepasnya penghargaan Adipura tak lain banyaknya tumpukan sampah yang melanda Pekanbaru dan dipublikasi secara nasional.

"Kita tak bisa pungkiri bahwa bom sampah ini sudah mencoreng nama Pekanbaru. Pesimis kita dapatkan penghargaan adipura, karena berita masalah sampah sudah terekspos secara nasional," sebutnya.

Zulkifli juga menyebut, kinerja Pemko Pekanbaru dalam kurun satu tahun menjadi sia-sia karena penghargaan Adipura kembali tidak didapatkan.

"Kita sudah capek-capek bersihkan sampah di Pekanbaru, tapi hanya karena nila setitik, jadi rusak susu sebelanga," ujar Zulfikri mengaku kesal.

Disamping itu, lanjut dia, sebenarnya BLH Pekanbaru sudah mengirim surat ke Kementrian Lingkungan Hidup menjelaskan tentang persoalan sampah ini.

"Surat yang kami kirimkan salah satu isinya meminta buk menteri memberikan pertimbangan lah. Ini kan bukan keadaan yang berkelanjutan tapi tiba-tiba. Jadi kalau bisa ada pertimbanganlah," tutupnya. IR/KIM

KOMENTAR