Diskusi dengan Din Syamsuddin, Mahathir Mohamad: Umat Islam Alami Kemunduran

Senin, 03 Oktober 2022 22:46:32
Diskusi dengan Din Syamsuddin, Mahathir Mohamad: Umat Islam Alami Kemunduran
Saat diskusi Din Syamsuddin dengan Mahathir Mohamad

Inforiau - Umat Muslim saat ini telah mengalami kemunduran dan kelemahan. Hal itu tidak lain disebabkan oleh umat Muslim itu sendiri yang meninggalkan Islam.

Begitu yang dikatakan oleh mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad ketika menerima mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Din Syamsuddin di Kantor Global Peace Forum, Kuala Lumpur pada Senin (3/10).

"Mereka (umat Muslim) tidak taat dan patuh terhadap ajaran-ajaran Islam berdasarkan Al Quran dan As Sunnah," ujar pria berusia 97 tahun itu.

Menurut Mahathir, banyak penguasa yang beragama Islam namun tidak berperilaku adil dan amanah, alih-alih melakukan kedzaliman.

"Hal lain yang umat Islam sering lakukan adalah pembunuhan atas sesama. Ada kelompok Islam yang tega dan nyata menghilangkan nyawa sesama manusia. Mereka lakukan itu atas nama agama, padahal jelas Islam menolak dan menentang penghilangan nyawa orang lain karena itu sama dengan menghilangkan nyawa seluruh umat manusia," lanjut Mahathir, yang kerap disapa Dr. M itu.

Kehadiran Din Syamsuddin ke Kuala Lumpur sendiri bermaksud untuk mengundang Mahathir menjadi salah satu pembicara utama dalam The 8th World Peace Forum (WPF) pada 17 hingga 18 November 2022.

Dimulai sejak 2006, WPF telah menggelar tujuh forum dan kali ini akan mengambil tema "Human Fraternity and The Middle Path as the Foundation for a Peaceful, Just, and Prosperous World".

WPF diselenggarakan oleh Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC), di mana Din Syamsuddin bertindak sebagai ketua. Forum ini digelar bersama Chengho Multiculture and Education Trust yg berbasis di Kuala Lumpur dan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Forum akan dihadiri sekitar 100 tokoh dari mancanegara, dan 100 tokoh dari dalam negeri, baik agamawan, cendekiawan, dan penentu kebijakan.*

KOMENTAR